Andalkan Dana Desa, Desa Gunung Mulia Sulap Sawah Jadi Destinasi Wisata

Andalkan Dana Desa, Desa Gunung Mulia Sulap Sawah Jadi Destinasi Wisata

Ada tempat wisata baru di Penajam Paser Utara (PPU). Ciamik dan unik. Soalnya yang baru bukan cuma destinasinya, tapi juga idenya. Yaitu, Wisata Sawah Gunung Mulia.

nomorsatukaltim.com - Seperti yang tersemat dalam namanya, lokasinya di Desa Gunung Mulia, Kecamatan Babulu. Spot rekreasi di atas areal persawahan ini resmi dibuka pada Senin (21/6/2021) lalu. Tak sulit untuk menuju ke sana. Dari Jalan Provinsi, jaraknya tak lebih dari 6 kilometer. Aksesnya juga tak sulit. Inisiator lahirnya objek ini ialah Kepala Desa Bangun Mulia, Oddang. Ia punya mimpi besar dari gagasannya itu. Yaitu membuat desanya dikenal luas. Selebihnya, ia yakin akan memberikan efek domino pada kesejahteraan warganya. "Ide ini sudah lama saya pikirkan. Tapi baru pertengahan 2020 kemarin, proyeknya dimulai. Setelah mendapatkan dukungan dari semua elemen masyarakat," ujarnya, Jumat, (9/7/2021) pada Harian Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com. Pembangunan objek wisata sawah itu bersumber dari Dana Desa (DD) sebesar Rp 268,87 juta. Pembangunannya terdiri dari jembatan titian, gazebo, dan sejumlah fasilitas pendukung. Termasuk tempat untuk menggelar pertemuan resmi pejabat desa. Objek dibangun di atas persawahan seluas 2 hektare, yang merupakan milik desa. Pengelolaan objek wisata sepenuhnya diserahkan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sido Mulyo. “Jadi saat ini kami harus terbuka tidak ada yang ditutupi, wisata sawah ini masuk APBDes 2021 menghabiskan biaya sebesar Rp 268 juta dari Dana Desa," jelasnya. Pada objek wisata tersebut terdapat lapak yang dibuat oleh BUMDes. Dikontrakkan kepada usaha kecil menengah (UKM) untuk menjual makanan dan minuman bagi pengunjung. Pedagang yang diperbolehkan berjualan di situ adalah warga desa itu sendiri. Terhitung sudah dua pekan sejak diresmikan, objek wisata sawah ini sudah dikunjungi dikunjungi ribuan orang tepatnya lebih 3.000 orang. Angka ini cukup besar. Mengingat dalam situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang. Pengunjung dikenakan tiket tanda masuk yang terjual Rp 5 ribu per orang. Objek wisata ini dibuka mulai pukul 08.00 hingga 18.00 waktu setempat. Protokol kesehatan (prokes) tetap menjadi kunci orang boleh datang. Selama itu pula, penghasilan yang didapatkan mencapai lebih Rp 15 juta. Hasil ini belum termasuk parkir kendaraan roda dua dan empat. Setiap pendapatan dari penjualan tiket yang masuk dibagi dengan komposisi Rp 2.500 masuk BUMDes. Selebihnya Rp 2.500 untuk biaya operasional langsung seperti untuk petugas kebersihan, pengelola sawah, dan untuk kebutuhan lain. Jadi totalnya setiap pengunjung dikenai Rp 5 ribu saja. Tingkat kunjungan tersebut, lanjut Oddang, jauh melebihi target yang ia patok, karena saat pembangunan wisata sawah akan dimulai, pihaknya hanya menargetkan tingkat kunjungan rata-rata 100 orang per hari. "Mengingat tingkat kunjungan yang tinggi, ke depan akan kami tambah fasilitasnya seperti surau, spot foto, kafe, pentas untuk menyajikan berbagai atraksi, kolam pemancingan. Dalam pekan ini juga akan dipasang istana balon untuk memanjakan anak-anak," ucap Oddang. Selain sebagai tempat wisata, destinasi itu juga dapat difungsikan sebagai balai pertemuan dan kegiatan belajar dengan ruang terbuka. Adapun, saat ini Pemerintah Desa Gunung Mulia sedang menggodok alas hukumnya. Untuk memperkuat payung hukum Wisata Sawah.

SITUASI PPKM

Situasi pandemi ini memang dilematis. Satu sisi siapa saja diharapkan untuk kreatif melihat celah untuk membuat lompatan besar. Sejalan dengan itu, Pemkab PPU mendorong pembangunan potensi wisata desa-desa. Untuk peningkatan kemajuan. Wisata Sawah ini salah satu hasil sinergitas itu. Adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) jelas mempengaruhi skema Wisata Sawah. Menyesuaikan kebijakan yang diambil pemerintah menyikapi melonjaknya kasus COVID-19. Jujur saja ia kecewa dengan situasi ini. Meski begitu, Oddang mengerti situasi tak memberikan banyak pilihan. Adapun, objek ini tetap buka. Dengan pengawasan prokes yang jauh lebih ketat dari sebelumnya. "Tapi pengunjung juga menurun drastis sejak PPKM. Karena masyarakat juga patuh pada aturan yang diberlakukan di daerah masing-masing," sebutnya. Kemudian, ia saat ini sedang membahas untuk memberlakukan penutupan sementara. Melihat kondisi terkini. "Desa kami zona hijau, walaupun secara kabupaten kita zona merah. Tapi kami tetap pertimbangkan untuk tutup sementara," ujarnya. Terlepas dari itu semua. Apresiasi dari segala lini hadir atas adanya destinasi baru ini. Wabup PPU Hamdam Pongrewa turut hadir dalam pembukaan objek waktu itu. Bahkan, secara simbolis ia memotong pitanya. Orang nomor dua di PPU ini pun kagum dengan berdirinya wisata ini. Tak ayal ia menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Desa Gunung Mulia. Terlebih diberikan pada kepala desanya, Oddang, atas inovasi yang sudah dilakukan. Katanya, langkah itu menggambarkan semangat gotong royong dan kekompakan yang kuat pada masyarakat setempat. Bagaimana tidak, ide untuk melahirkan tempat ini justru di tengah situasi pandemi. “Saya mewakili semua, berterima kasih pada Pemerintah Desa Gunung Mulia beserta seluruh komponen masyarakat. Sehingga dapat menyajikan kami wahana untuk masyarakat mencari hiburan dengan wisata baru ini di tengah sawah ini,” tuturnya. Kehadiran destinasi Wisata Sawah Gunung Mulia juga dinilai turut mewarnai perkembangan wisata di Benuo Taka. Karena PPU sebenarnya punya banyak pilihan bagi wisatawan. Tapi karena konsep yang diusung ini lebih fresh, sudah tentu tak akan sulit melekat di hari pengunjung. Dengan hadirnya Ibu Kota Negara (IKN), Hamdam mengajak semua pihak untuk mengambil kesempatan ini. Karena diperkirakan ada jutaan orang yang menduduki IKN dan itu merupakan pangsa pasar yang baik untuk PPU. "Orang di IKN kan nanti butuh wahana untuk mereka berekreasi yang utama, untuk waktu-waktu pendek, libur-libur pendek itu kan harus ada wahana yang kita siapkan untuk mereka, memilih objek-objek wisata yang sesuai dengan selera mereka, jadi harus kita buat wisata yang bervariasi, salah satu yang menurut saya inovasi teman-teman di Desa Gunung Mulia perlu kita apresiasi," bebernya. Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian serius. Objek ini perlu diperkuat dengan adanya regulasi. Minimalnya yang dilahirkan Pemdes. Bisa lewat Peraturan Desa (Perdes) ataupun Peraturan Kepala Desa (Perkades). "Untuk memperkuat pungutan yang dilaksanakan. Harus ada landasan dilakukannya retribusi itu, agar tidak dianggap pungli," demikian Hamdam. Selain memberikan apresiasi, Andi Israwati Latief turut merasakannya. Ada sensasi berbeda saat menikmati destinasi wisata sawah ini. Begitu juga pengalaman wisatawan yang hadir. "Mungkin biasa saja untuk warga di sini. Tapi untuk warga dari luar kota, yang tak pernah melihat sawah beserta seluruh aktivitasnya dari dekat, tentu ini jadi alternatif wisata," jelasnya. Satu hal saja, indahnya sawah yang dimaksud itu tidak melulu bernuansa hijau. Hijau itu saat padi berusia remaja, sedang subur-suburnya. Ini jelas pemandangan utama yang jadi penyajian. Tapi di luar itu, sawah tetap menarik. Misalnya saat musim tanam. Di sana bakal, dalam sepetak sawah bakal ada petani yang mulai mengolah lahan. Membajak, mencangkul dan segala macam diperlukan. Lalu berlanjut hingga petani mulai menanam benih dan bibit. Terus berlanjut lagi hingga ke musim panen. Sebelum para petani mengangkat ani-ani, setiap proses bisa dilihat. Kala padi mulai berisi, ia mulai menunduk dan menunduk lagi tanda sudah penuh siap dipanen. Tentunya semua hal-hal tadi itu tak selalu bisa dilihat semua orang. Hal itulah yang ingin ditunjukkan dari destinasi ini. Menunjukkan aktivitas masyarakat di daerah yang dijuluki lumbung padi Kaltim ini. "Saat ini banyak wisatawan yang lebih suka datang ke desa-desa karena ingin lebih mengenal budaya masyarakatnya dan pemandangan yang menarik di desa, sehingga terbangunnya wisata sawah ini dipastikan menjadi daya tarik tersendiri," urai Andi. Dia juga berharap pada Oddang, tidak berhenti hanya pada peluncuran wisata sawah tersebut. Namun harus terus mengembangkan agar wisatawan tidak hanya beberapa jam berkunjung. "Kami berharap wisatawan yang berkunjung bisa bermalam di desa setempat atau di sekitar desa. Sehingga cara yang bisa ditempuh antara lain pengelola wisata sawah menjalin kerja sama dengan pengelola destinasi wisata lain," katanya. Hal ini perlu dilakukan karena di Kecamatan Babulu dan sekitarnya masih banyak destinasi lain yang menarik, seperti di Desa Babulu Laut yang terdapat wisata kuliner seafood dan ada plankton biru saat malam, sehingga wisatawan bisa bermalam.

JADI PERCONTOHAN

Sebagai wakil rakyat daerah pemilihan (dapil) Waru-Babulu, Sujiati turut memberikan apresiasinya. Karena telah melakukan terobosan dengan mencetak wisata sawah. Namun tetap perlu dikembangkan lagi. "Wisata sawah di Gunung Mulia, Kecamatan Babulu ini merupakan satu-satunya di Kabupaten PPU, sehingga ini merupakan terobosan baru dan kami mengapresiasi keberaniannya kepala desa setempat," ujar dia. Terobosan yang dilakukan Kades Gunung Mulia ini, sambung dia, hendaknya bisa dicontoh oleh kades-kades lain di PPU. Namun harus inovatif mencontohnya, tidak meniru persis dengan wisata yang sudah ada. "Mencontoh bukan berarti harus mengikuti sama persis, namun mencontoh terobosannya. Kalau desa lain juga membuka wisata sawah, lantas di mana letak keunikannya, mana letak spesifiknya, maka harus kreatif dan saling mendung," ujarnya. Misalnya, lanjut dia, desa yang dekat dengan Gunung Mulia bisa berinovasi dengan wisata kuliner, membuat cendera mata, dan membuat terobosan lain. Sehingga terciptalah interkoneksi wisata di PPU antara objek yang satu dengan objek yang lain. "Saya salut dengan wisata baru di Gunung Mulia yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ini, sehingga ke depan juga harus menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes) sehingga tidak selalu bergantung pada APBD maupun APBN," ucap dia. Ketua Masyarakat Sadar Wisata (Masata) PPU, Nur Ariyanti menyebutkan, adanya Wisata Sawah di Gunung Mulia menjadi angin segar bagi kemajuan pariwisata di Benuo Taka. Serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pariwisata untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lokal. Juga mempromosikan potensi-potensi daerah. "Masata akan hadir sebagai pendamping desa-desa wisata atau desa yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan," ucap dia. Wisata di persawahan desa ini bisa jadi contoh. Selain pemantik desa-desa lain untuk mengembangkan sektor pariwisatanya. Karena seperti diketahui, sektor pariwisata memiliki dampak yang sistemik terhadap kesejahteraan masyarakat d sekitarnya. Jika pengelolaannya bagus. "Tentu ini menjadi tambahan pilihan pilihan destinasi untuk para pengunjung. Khususnya dari luar daerah yang kami bawa," kata Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) PPU, Agung Khisbullah. (rsy/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: