Budi Daya Porang di Kukar Terkendala Pengadaan Bibit

Budi Daya Porang di Kukar Terkendala Pengadaan Bibit

Kukar, nomorsatukaltim.com - Pengembangan tanaman porang cukup diminati di Kutai Kartanegara (Kukar). Tanaman yang dianggap menjadi “harta karun” asal Indonesia ini juga mulai dikembangkan di Kukar.

Seperti yang dikatakan Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Sugiono. Tanaman yang memili potensi ekspor ini terus dikembangkan. Sedikitnya, petani yang ada di Kecamatan Muara Badak, Samboja, Tenggarong, hingga Loa Kulu. Namun, Sugiono pun menganggap pengembangan varietas umbi-umbian ini masih terkendala pengadaan bibit. Sehingga sulit memberikan bantuan kepada petani porang. Banyak bibit-bibit porang yang dijual tanpa tersertifikasi. Sedangkan untuk pengadaan bibit menggunakan dana pemerintah, tidak bisa dilakukan bila tidak tersertifikasi. Diketahui, di Indonesia bibit yang tersertifikasi oleh pemerintah baru jenis varietas Madiun 1. "Kesulitan pengadaan bibit tersertifikasi, meskipun banyak sumber dana untuk membeli bibit, mulai dari dana pemerintah ataupun pokir dari anggota dewan," ujar Sugiono pada Disway Kaltim, Senin (5/7/2021). Baca Juga: Kaltim Mendorong Ekspor Komoditas Super Prioritas Sejauh ini, dari data sementara yang diketahuinya, baru ada 13 petani porang yang menekuni tanaman baru ini. Itupun bukan dijual untuk kemudian diekspor. Masih sebatas menjual bibit porang saja. Dengan luasan lahan sekitar 14 hektare. Sebagian besar para petani tersebut lebih mengutamakan untuk menjual bibit. Sebab prospeknya dinilai lebih bagus. Itu pun dengan harga beragam. Tergantung ukuran dan kualitas. Mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per kilogram (kg). Sugiono pun menjelaskan, meskipun potensi untuk ekspor besar. Namun pihaknya tidak ingin terburu-buru. “Sambil mencari pasar, jangan sampai ketika panen malah pembelinya yang tidak ada,” sebutnya. Terkait kajian porang, Sugiono mengakui belum dilakukan. Pihaknya masih ingin melihat peluang dan kemudahan mencari bibit. MRF/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: