1 Calon Partner Pengembangan RDMP Balikpapan Mundur
Jakarta, nomorsatukaltim.com - PT Pertamina (Persero) kehilangan calon mitra pada proyek pengembangan kilang Balikpapan. Mundurnya calon partner pada proyek ekspansi atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR RI, baru-baru ini.
Kondisi ini terungkap saat Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno bertanya kepada Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Eddy menyampaikan bahwa dia mendengar kabar dua calon investor Pertamina mundur dari proyek RDMP Balikpapan. "Dua investor Pertamina pull out dari refinery (RDMP Balikpapan), sejauh mana berdampak pada pembangunan ini," tanya Eddy saat RDP dengan Pertamina, Senin (31/5/2021). Menjawab pertanyaan ini, Nicke menjelaskan bahwa proses pemilihan mitra untuk RDMP Balikpapan awalnya sudah mengarah pada GIC Pte Ltd asal Singapura dan Mubadala asal Uni Emirat Arab (UEA). "Sebelumnya, dari proses pemilihan partner investasi di RDMP Balikpapan, sudah mengerucut ke GIC dan Mubadala," jelas Nicke dilansir CNBC Indonesia. Namun di dalam perkembangannya, menurutnya ada hal yang belum disepakati. Dia menyebut, secara informal di antara dua calon partner ini ada yang menyatakan mundur. Namun sayangnya, Nicke tidak menyampaikan secara detail perusahaan mana yang berniat mundur. "Yang satu masih berlanjut kok," lanjutnya. Lebih lanjut Nicke mengatakan. pihaknya saat ini sedang penjajakan dengan lembaga pengelola investasi Indonesia Investment Authority (INA), sehingga mundurnya salah satu calon mitra dinilai tak menjadi penghambat pengembangan proyek ini. "INA nanti juga akan masuk ke RDMP Balikpapan. Kami buka komunikasi dengan INA soal ini. Tentu dengan ini kami berharap dampak secara informal mundurnya salah satu (calon mitra) ini nggak menghambat," ungkapnya. Dia menyebut porsi dari partner ini pun juga tidak terlalu besar. "Kemarin itu porsi equity yang kita buka USD 500 juta-1 miliar. Jadi, yang kemarin itu USD 500 juta ya. Kita bukakan terus pembahasan pertama USD 500 juta," tuturnya. Sebelumnya, Pjs Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, sepanjang 2020-2024, Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi sedang menjalankan 14 Proyek Strategis Nasional (PSN) dan 300 proyek investasi lainnya di sektor hulu, hilir dan energi bersih terbarukan dengan total anggaran hingga US$ 92 miliar. Selain itu, terdapat beberapa rencana proyek strategis Pertamina dalam rangka unlock value untuk mengoptimalisasi nilai Pertamina Group. Adapun pendanaan untuk proyek tersebut berasal dari internal maupun eksternal. Dia mengatakan, sebagian proyek-proyek tersebut berpeluang untuk mendapatkan pendanaan dari INA. Karenanya, dalam rangka mengeksplorasi lebih detail potensi kerja sama tersebut, Rabu (19/05/2021) Pertamina dan INA menandatangani Perjanjian Kerahasiaan (Non-Disclosure Agreement/NDA). Tahun lalu perseroan menyatakan rencana kerja sama dengan salah satu calon mitra untuk RDMP Cilacap yakni Saudi Aramco batal. (yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: