Selama Vaksinasi Massal di Kutim, Tak Ada KIPI Berat

Selama Vaksinasi Massal di Kutim, Tak Ada KIPI Berat

Kutim, nomorsatukaltim.com - Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur (Diskes Kutim) dr Bahrani Hasanal mengungkapkan, selama pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tak ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

"Selama ini tidak sampai parah laporannya. KIPI yang dilaporkan tidak begitu parah," ungkap dr Bahrani Hasanal saat ditemui beberapa hari lalu. Lebih lanjut dikatakan dr. Bahrani, tidak benar jika ada informasi mengenai kasus lumpuh karena vaksin. "Secara teori, kalau info yang beredar, misalnya bagian lengan disuntik, bagaimana bisa lumpuh. Kecuali suntik di paha baru bisa menimbulkan kelumpuhan. Ini harus diperiksa lagi lebih lanjut, bisa saja karena faktor lain," ungkap dr. Bahrani. Selama ini lanjutnya, vaksinasi yang sudah berjalan memang sudah pernah ada laporan. Ia melanjutkan, pentingnya melewati proses screening. Saat proses screening, petugas akan menanyakan riwayat penyakit yang pernah diderita. "Di sana nanti akan ditanya apakah punya keluhan dan penyakit apa. Ada keluhan lalu disuntik timbul gejalanya. Mungkin saja karena akibat penyakit sebelumnya," bebernya. Ia melanjutkan, saat proses screening, yang divaksin harus jujur tak boleh berbohong. Apalagi persoalan pernah kontak erat dengan kasus konfirmasi positif COVID-19. "Kadang kan malu. Apalagi persoalan kontak erat. Ditanya konfirmasi positif enggak, pasti ditanya ulang," beber dr. Bahrani. Kembali dipaparkan dr. Bahrani, ada efek yang bisa dirasakan jika yang sedang atau pernah terpapar COVID-19 menjalani vaksinasi. "Pasti efeknya lebih berat ketimbang yang tidak terkonfirmasi. Takutnya dia sudah masuk OTG, divaksin jadinya malah demam dan muntah, dan ini pasti menyebabkan keluhan hebat," ungkapnya. Lebih lanjut, tujuan vaksinasi dikatakan dr. Bahrani, vaksinasi itu pada dasarnya hanya membentuk kekebalan dalam tubuh. "Membentuk kekebalan buatan. Kalau terpapar COVID-19 maka tidak berat gejalanya apalagi sampai meninggal. Tidak sampai dirawat di rumah sakit dan kesembuhannya lebih cepat," pungkasnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: