Demi Emas, Atlet Panahan Kaltim Hindari Gorengan
Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Indonesia dikenal negeri dengan beragam suku budaya. Pun dengan makanan. Masing-masing daerah punya ciri khas. Tapi khusus gorengan tampaknya sangat mudah ditemui di penjuru negeri. Seperti pisang goreng, tahu isi, hingga bakwan. Biasanya disajikan dengan sambal kacang maupun petis. Bisa juga dengan cabai rawit.
Rupanya gorengan tak masuk dalam daftar makanan sehat bagi atlet. Tidak bisa dibantahkan, atlet mesti menghindari camilan dengan kandungan minyak yang berlebihan itu. Tapi memang sedikit sulit untuk menghilangkan kebiasaan itu. Mengurangi pun sudah sangat syukur. Seperti Alvin Vionda atlet panahan Kaltim. Sejak kecil tidak bisa dihindari yang namanya gorengan. Hampir setiap hari dia makan gorengan. Pemuda kelahiran Balikpapan pun sangat bersyukur sudah bisa mengurangi. Karena sudah berstatus sebagai atlet. Terlebih dia tengah dipersiapkan untuk membantu Kaltim meraih prestasi emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tahun ini. "Sekarang saya konsumsi waktu weekend saja. Itupun tidak banyak. Karena memang mesti menjaga kesehatan," katanya kepada nomorsatukaltim.com, Ahad (16/5/2021). Sekarang, Vio sudah mengubah kebiasaan itu. Makanan tak sehat, diganti makanan sehat. Karena mesti memenuhi gizi. Sayur, buah, susu, telur, hingga daging ayam yang selalu ditemui di meja makan. Kualitas makanan tersebut menjadi sumber energi baik saat latihan maupun pertandingan. Selain tuntutan sebagai atlet, Vio juga ingin menjalani gaya hidup sehat. "Kalau pagi sarapan nasi sama telur sayur. Siang nasi sama ayam. Kalau malam kadang cuma buah saja," tambah Vio. Di sisi lain Vio juga tengah memasang target tinggi pada multi event nanti. Setidaknya bisa mewujudkan impiannya untuk meraih medali emas. Tidak mudah sabet emas. Persaingan di multi ajang pasti lebih ketat. Dibanding waktu Pra PON lalu. Bermain di kategori standar bow beregu dan perorangan butuh kesiapan fisik. Juga mental, terlebih di Papua nanti penampilan perdana Vio. "Sementara ini mengikuti program, sesuai instruksi pelatih. Yakni menjaga stamina dan kesehatan. Latihan pagi dan siang, setiap hari Sabtu di adakan skoring," jelasnya. Semua itu dijalani demi mengasah skill, fisik hingga mental. Maklum sepanjang 2020 hingga memasuki tahun ini sama sekali nihil kejuaraan. Sehingga agar dapat suasana pertandingan mesti diadakan skoring. Mengingat sejauh ini pandemi belum juga kelar. "Sementara latihan fisik, biasa jogging 15 menit, pushup 25 kali dua repetisi. Situp 30 kali, backup 100 kali dan visualisasi 50 kali," katanya. Vio jadi harapan Kaltim demi meraih prestasi terbaik di luar Pulau Jawa. Rentetan prestasi di level provinsi maupun nasional bisa jadi modal besar. Setidaknya bisa memotivasi dirinya. Masih berusia 19 tahun bukan berarti jadi penghalang Vio untuk menuntaskan misinya. Emas didapat, peluang mentas di event internasional pun bisa diwujudkannya. (fdl2)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: