Kerap Kecolongan, Dorong Pemkab Terapkan Kunjungan Satu Pintu

Kerap Kecolongan, Dorong Pemkab Terapkan Kunjungan Satu Pintu

Artilagarnadi Ketua Komisi II DPRD Berau Masih rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bumi Batiwakkal dari sektor pariwisata, menjadi perhatian Ketua Komisi II DPRD Berau, Artilagarnadi. Alasannya, masih banyak potensi yang dinilai belum maksimal. ARJUNA MAWARDI, Tanjung Redeb POLITISI Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menilai, pengembangan wisata di ujung wilayah paling utara Kaltim, masih jalan di tempat. Pemerintah masih fokus pada pendapatan di sektor pertambangan dan perkebunan untuk menyokong pembangunan di Kabupaten Berau. Kedua sektor itu, tidak bisa lagi diandalkan, kerap terjadi pasang surut anggaran akibat gelombang pasar global. Sektor pariwisata harusnya dimanfaatkan untuk menambah PAD, serta menggerakkan perekonomian masyarakat. “Menurut saya pemerintah belum serius. Inilah yang akan kami dorong dan jangan terlalu berharap pada sektor pertambangan dan perkebunan,” katanya kepada DiswayBerau, Minggu (13/10). Berdasarkan kacamata pribadinya, belum ada sinergitas antara Organiasi Perangkat Daerah (OPD) untuk membangun infrastruktur penunjang pariwisata. Walaupun diakuinya, wisata Berau kini dikenal dunia dengan keindahan kekayaan alam dan dan keragaman budaya. Tapi, belum ada arah menjadikan pariwisata mendunia. Ia menilai, selama ini kebanyakan kegiatan pariwisata hanya bersifat seremonial. Promosi wisata yang membutuhkan anggaran besar, tidak berjalan beriringan dengan peningkatan infrastruktur. Contohnya, akses menuju objek wisata buruk. “Ini yang secara tidak langsung kita lihat. Padahal, pengembangan wisata menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” tuturnya. Selain itu, kata pria yang karip disapa Gatot ini, pemerintah kerap kecolongan dan membagi PAD dengan daerah lain yang memanfaatkan wisata Berau. Hal ini menandakan, konsep pariwisata Berau masih belum matang. Salah satu faktornya adalah, harga akomodasi transportasi yang tinggi, membuat wisatawan memilih melalui jalur Tarakan, Kaltara, menuju sejumlah objek wisata Berau. Karena lebih murah dan tidak ribet. Masalah ini juga, harus menjadi perhatian serius pemerintah. Bagaimana akomodasi trasportasi mulai dari jalur udara, darat hingga laut tidak membuat kantong wisatawan terkuras. Sehingga, wisatawan tidak perlu lagi mencari alternatif untuk berkunjung ke Berau. “Ini menurut saya sindiran pemerintah. Daerah lain saja gencar memanfaatkan potensi Berau, masa kita menjadi penonton,” ucapnya. Sudah saatnya, Pemkab Berau lebih serius mengembangkan sektor kepariwisataan dengan menerapkan kunjungan wisata satu pintu. Agar sumber PAD Berau tidak mengalami kebocoran terus menerus. “Tidak melarang daerah di luar Berau memanfaatkan potensi kita, namun mereka juga harus memberikan berkontribusi. Untuk mempertegasnya, pemerintah harus membuat aturan dan memperkuatnya dengan payung hukum,” pintanya. Gatot bersama Anggota Komisi II DPRD Berau, berencana akan membahas hal ini kepada Pemkab Berau. Agar, sektor pariwisata bisa menjadi penopang pendapatan daerah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Akan kami bicarakan dan dorong instansi terkait, agar lebih komitmen untuk mengembangkannya. Karena, pariwisata ini sangat potensi besar dikembangkan untuk pendapatan Berau,” pungkasnya.(*/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: