Takut Divaksin
Tanjung Selor, Nomorsatukaltim.com – Isu-isu terkait efek samping vaksinasi, masih saja dipercaya sejumlah masyarakat. Meski, sejumlah pihak telah menyatakan bahwa vaksin aman dan tidak menimbulkan efek samping yang berlebihan, yang menjadi kekhawatiran sejumlah masyarakat.
Karena termakan isu efek samping vaksin itu, diakui juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kaltara, Agust Suwandy, tak sedikit masyarakat di provinsi ke-34 ini yang menolak divaksin. Dengan alasan takut. “Karena takut efek samping yang ditimbulkan kalau divaksin dalam kondisi berpuasa. Itu yang membuat mereka enggan untuk divaksin,” ujar Agust Suwandy, Minggu (25/4). Menurutnya, masyarakat tidak perlu takut divaksin. Meski dalam keadaan berpuasa. Apalagi, vaksinasi bertujuan membentuk imunitas tubuh untuk melawan virus penyebab COVID-19. Ia juga mengatakan, penolakan tersebut, juga berdampak pada realisasi vaksinasi di Kaltara. “Sebenarnya, kami sudah beberapa kali menyampaikan, tidak perlu takut vaksin di bulan Ramadan. Karena ini demi kebaikan mereka juga,” ujarnya. Agust Suwandy menyampaikan, sejauh ini program vaksinasi tetap berlangsung di semua daerah. Masyarakat yang divaksin pada Ramadan ini, juga diakuinya sudah cukup banyak. Dan, belum ada satu pun yang mengeluh, atau menyampaikan adanya efek samping, atau kejadian ikutan pascaimunisasi. “Sampai sekarang tidak ada laporan gangguan kesehatan akibat vaksin di bulan Ramadan,” tegasnya. Kendati demikian, pihaknya akan terus berupaya, agar sasaran vaksinasi di Kaltara meningkat. Salah satunya, melalui pendekatan yang dilakukan oleh masing-masing petugas kesehatan. “Harus selalu diberi pemahaman bahwa vaksinasi untuk menjaga dan meminimalisasi dampak COVID-19. Apalagi pandemik ini belum bisa dikendalikan sepenuhnya,” ujarnya. Diterangkannya, daerah yang melaksanakan vaksinasi pada Ramadan, adalah daerah yang masih memiliki stok vaksin. Sasaran prioritas saat ini, tidak begitu banyak. Masih kepada masyarakat lanjut usia (Lansia), karena memiliki risiko besar jika tertular COVID-19, serta tenaga pendidik. “Yang masih ada stok, itu tetap lanjut. Sasarannya masih dua itu yang diprioritaskan. Kalau tenaga pendidik, karena akan menghadapi kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM),” ujarnya. Dikatakan, meskipun seseorang yang sudah mendapatkan vaksinasi dapat terpapar COVID-19. Paling tidak, vaksin tersebut sudah dapat mencegah terjadinya gejala berat dan komplikasi. “(Vaksinasi, Red) Ini bagus. Dan, sebagai upaya mendukung pemerintah dalam mengendalikan COVID-19. Harapannya masyarakat dapat mendukungnya dengan ikut melakukan vaksin,” ujarnya. Saat ini, pelaksanaan vaksinasi masih bergantung pada jatah vaksin yang diberikan pemerintah pusat. Dalam waktu dekat, jatah vaksin untuk 5 daerah di Kaltara akan kembali dikirim. Hanya saja, terkait waktu pengiriman dan jumlah vaksinnya belum diketahui. */ZZA/REICek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: