Premier League Adalah ‘ESL’ di Masa Lampau
*
Relevansi Premier League dan Europan Super League alias ESL begitu besar. Sama-sama diinisiasi tim besar. Sama-sama mencanangkan liga yang menarik banyak uang. Sama-sama ingin menggagas liga terbaik di dunia. Sama-sama ingin kaya dari sepak bola. Sama-sama mencuri sepak bola dari tubuhnya.
Namun yang membedakan adalah, saat itu klub menderita karena sistem buruk dan federasi yang korup. Saat ini, federasinya masih korup, tapi menderitanya karena klub-klub besar itu sendiri. Yang menaikkan harga pemain sesuka hati. Rela berutang demi koleksi pemain kelas 1. Berlomba-lomba memberi gaji tak masuk akal pada pemainnya. Yang bahkan, gaji seorang bintang Manchester United misalnya, itu lebih besar dari seluruh operasional tim kasta ketiga Liga Inggris.
Bedanya lagi, Premier League adalah ‘pencurian’ yang elegan. ESL lebih ke … arogansi dan ketamakan yang teramat besar.
Sebagaimana ESL yang sudah di jurang pembatalan. Maka selesai pula serial tulisan bertajuk UEFA Vs Liga Super Eropa ini. Sebagai penutup, kita semua sepakat bahwa UEFA, FIFA, adalah federasi yang dipenuhi orang-orang korup. Tapi memberontak ke dalam, lebih masuk akal ketimbang memisahkan diri.
Tim-tim besar harus mulai sadar diri atas kesalahan mereka sendiri. Dan mulai merevolusi UEFA dan FIFA. Bukan malah meninggalkannya. Bukan begitu? (ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: