STT Migas Menurut Sekretaris LLDIKTI Wilayah XI: “Kampus Spesial”

STT Migas Menurut Sekretaris LLDIKTI Wilayah XI: “Kampus Spesial”

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Sekretaris Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Dr Muhammad Akbar MSi menyebut STT Migas Balikpapan adalah kampus spesial.

Pasalnya, dari 168 perguruan tinggi swasta dan 10 perguruan tinggi di Kalimantan.

Tidak ada yang memiliki program studi seperti di STT migas. "Ya, spesial. Tidak ada di Kalimantan (seperti STT Migas, Red)," sebutnya, usai prosesi wisuda ke-XVI STT Migas Balikpapan, Sabtu (12/10/2019).

Menurutnya, STT Migas sudah relatif mapan. Dibuktikan dengan akreditasi B bagi institusi dan semua program studi. "Mudah-mudahan ke depan bisa naik akreditasi," ujarnya. Ia juga terkesan dengan dosen-dosen muda yang sangat potensial.

Terpisah, Manajer Produksi Benuo Taka Wailawi, Albert Ian Kristian Runtu mengapresiasi keberadaan STT Migas Balikpapan. Apresiasi itu terwujud dalam penandatanganan kerja sama kedua belah pihak.

"Kerja sama menyiapkan engineer yang akan bekerjasama dengan para dosen. Dosen akan ditempatkan di Penajam . Mekanismenya masih dirancang, masih melihat situasi. Ini gebrakan dari Benuo Taka. Ide bagus dan kami mendukung," ujarnya.

Sebelum itu, STT Migas dan Benuo Taka sudah menjalin kerja sama lain. Yaitu, dengan menempatkan mahasiswa kerja praktik di perusahaan tersebut.

"Performance (mahasiswa yang praktik) saya salut. Masuk ke wilayah kerja kami betul-betul ingin mencari ilmu. Bukan semata mencukupi kebutuhan sebagai mahasiswa saja. Tapi memang ingin tahu. Mungkin belum pernah merasakan pengalaman di lapangan. Ketika masuk wilayah kerja kami mereka tahu," katanya.

Section Head Engineering and Development Pertamina RU V Ir Yusuf Mansyur mengatakan, Pertamina sangat terbuka untuk siapapun ikut terlibat dalam sejumlah proyek besar, seperti Refinery Development Master Plan (RDMP).

"Ini memang peluang besar untuk bergabung. Tentunya harus menyiapkan diri. Kami akan melakukan screening sesuai kualifikasi yang dibutuhkan Pertamina," imbuhnya.

Ia menilai, STT Migas yang sudah berusia 16 tahun sudah cukup baik. Terlebih dengan  pengajar lulusan S2 dan S3 dari berbagai perguruan tinggi besar. (adv/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: