Cabai Mahal, Pemerintah Bantu Masyarakat Tanam Sendiri

Cabai Mahal, Pemerintah Bantu Masyarakat Tanam Sendiri

PPU, nomorsatukaltim.com - Harga komoditi cabai di Penajam Paser Utara (PPU) belum juga stabil. Jumlah stok yang terbatas di pasaran itulah yang membuat harga fluktuatif. Malahan cenderung tinggi.

Mengantisipasi peristiwa terus berlanjut, Dinas Ketahanan Pangan PPU mengoptimalkan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Sebagai komoditas utama yang ditanam di pekarangan rumah warga. "Iya sidak stok pangan dan harga pangan dalam bulan Ramadan masih stabil. Hanya lombok atau cabai kecil yanh masih tinggi berkisar Rp 80 ribu sampai Rp 90 ribu per kilogram," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Surito, Selasa, (20/4/2021). Harga itu sebenarnya sudah lebih rendah dari beberapa pekan lalu. Terparah waktu itu, menyentuh angka Rp 150 ribu per kilogram. Surito menyebutkan, untuk memenuhi kebutuhan masakan pedas, masyarakat bisa mengakalinya dengan menanam cabai. Secara mandiri. "Itukan bisa menghindari masalah. Warga bisa menanam sesuai dengan kebutuhannya masing-masing," sebutnya. Adapun, melalui pelaksana program P2L tadi. Yang menggandeng beberapa Kelompok Wanita Tani (KWT) di masing-masing kecamatan. Yang ditugasi untuk mensosialisasikan ke tingkat bawah, hingga memenuhi kebutuhan benih dan bibit yang dibutuhkan. Dua komoditas utamanya ialah cabai dan tomat. "Untuk menjalankan program ini, dana bersumber dari APBN. Anggarannya Rp 60 juta per kelompok. Cukup besar buat tamam cabe dan tomat," ungkapnya. Sengaja kelompok perempuan yang dilibatkan. Karena hal ini sekaligus upaya pemerintah dalam gerakan pemberdayaan perempuan (Gender) di masa pandemi COVID-19. Peran para ibu diminta until lebih fokus dalam meningkatkan produktivitasnya. Program ini sebenarnya ialah program lama. Sudah dimulai sejak 2017 hingga 2019. Kala itu program diutamakan untuk pengentasan stunting. Berlanjut ke 2020 sampai 2021, fokus utama bergeser pada urusan penanganan pandemi dan pencegahan COVID-19. Adapun tahun ini total ada 10 KWT yang digandeng. Di Kecamatan Babulu ada 4 kelompok, Sepaku 3 kelompok dan satu kelompok di Waru serta 2 kelompok di Penajam. Secara teknis, ada beberapa tupoksi mereka nantinya. Selain penyediaan kebun bibit tanaman, juga menyelenggarakan kegiatan budidaya pada lahan percontohan. Ada lagi tugas penyebaran bibit tanaman kepada anggota dan masyarakat sekitarnya. Lalu melakukan penyuluhan teknik budidaya tanaman. Dan terkahir ialah pemasaran hasil jika produksinya berlebih. Goal-nya, untuk ketersediaan bahan pangan yang cepat menghasilkan. Pun dalam upaya pemenuhan gizi bagi madyarakat secara berkelanjutan. Atau agriculture sustainable program. "Semoga kedepan harga cabai bisa turun setelah ada intervensi pemerintah, kasihan ibu-ibu di perkotaan kalau cabe tidak turun-turun," tutup Surito. (rsy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: