Calon Korban ESL Mulai Bereaksi
*
Media Arab, RM4Arab membuat estimasi pendapatan klub. Antara bermain di Liga Champions dengan Liga Super. Di Liga Champions, tim peserta akan mendapat subsidi sebesar 12,5 juta euro. Sedangkan di Liga Super sejumlah 350 juta euro. Sudah terlihat timpangnya, ya?
Jika di UCL klub akan mendapat 60 juta euro dari hak siar, di ESL mereka mendapatkan 202 juta euro. Dududu.
Tim pemenang UCL, akan mendapat hadiah sebesar 100 juta euro. Yang jika ditotal kesemuanya, pemenang UCL akan meraih total 172,5 juta euro. Sedangkan juara ESL akan mendapat hadiah 205 juta euro. Dan total pendapatan juara ESL dari turnamen saja mencapai 802 juta euro!
Itu baru dari subsidi turnamen ya. Sebagaimana dilaporkan The New York Times. Ketika tim pendiri ESL baru membubuhkan tanda tangan saja, mereka sudah akan mendapat dana sebesar 400 juta euro. Empat kali lipat dari hadiah juara Liga Champions.
Dana itu adalah kucuran dana awal. Dimaksudkan untuk pembangunan insfrastruktur dan … tentunya untuk menyicil utang klub yang membengkak selama pandemi ini. Agar ke depan, setiap klub mampu mengangkat performa dan kompetisi bisa semakin tinggi levelnya.
Selanjutnya dalam laporan Reuters, Florentino Perez menjanjikan setiap klub peserta ESL nantinya bakal mendapat sedikitnya 10 miliar euro. Waw.
Sejak awal, ESL memang didesain sebagai pabrik uang. Maka uang pula yang dijanjikan pendirinya untuk calon pengikut mereka. Apa itu timnas? Apa itu liga domestik? Apa itu Liga Champions? Apa itu prestasi. Prestasi tanpa uang melimpah tak ada gunanya. Barangkali itu yang ada dibenak mereka.
Tapi yang mereka lupakan adalah. Selain uang, sepak bola itu adalah sebuah kebanggaan. Mereka lupa untuk menanyakan dulu pada calon korban, pemain dan suporter. Apakah mereka suka format ini? Apakah mereka suka jika tim yang mereka dukung kaya raya walau harus mengorbankan banyak hal?
Dari pergejolakan yang terjadi di Manchester United dan Liverpool di atas. Adalah sebuah pertanda. Bahwa ‘calon korban’ punya caranya sendiri dalam memandang sepak bola.
Perez, Agnelli, Glazer, dan para taipan lainnya mungkin bisa membawa nama klub-klub besar Eropa ke ESL. Tapi belum tentu untuk pemain bintang dan pendukungnya.
Lagian, tanpa pendukung yang melimpah seperti saat ini. Klub-klub itu bisa apa ketika meyakinkan calon pemberi sponsor?
*
Sekeras pendiri ESL memberi perlawanan. Sekeras itu pula UEFA memberi respons. Secepatnya, mereka akan segera menggelar rapat. Untuk mengeluarkan dini klub-klub inisiator ESL yang masih berlaga di kompetisi Eropa.
Di semifinal Liga Champions saat ini. Ada Real Madrid, Chelsea, City, dan PSG. Jika dikeluarkan, maka akan menyisakan 1 kontestan saja. Yakni PSG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: