Andi Harun Paparkan Desain Besar Pengendalian Banjir di Samarinda

Andi Harun Paparkan Desain Besar Pengendalian Banjir di Samarinda

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Gambaran umum rencana pengendalian banjir di Samarinda satu per satu dimunculkan. Ada sejumlah skema pembangunan yang akan digalakkan untuk menanggulangi persoalan menahun di Kota Tepian itu. Mulai dari pekerjaan yang kecil-kecil, sampai pada proyek besar yang berjangka waktu.

Wali Kota Samarinda Andi Harun pekan lalu memastikan penanganan banjir di titik paling rawan; yakni simpang empat Mal Lembuswana, simpang empat Sempaja, Jalan DI Pandjaitan dan Jalan P Antasari, akan mendapat porsi anggaran dalam APBD 2021. Melalui skema pergeseran anggaran. Begitu pula dalam proses penyusunan tahun-tahun anggaran berikutnya. Ia menekankan bahwa upaya pengentasan banjir adalah salah satu prioritas. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan jajaran pemerintahan kota diarahkan untuk lebih berorientasi pada upaya tersebut. "Banjir ini adalah pekerjaan besar, membutuhkan biaya besar, sehingga saya terus melakukan konsolidasi untuk penyusunan program mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Wajib mengejawantahkan pelaksanaan visi misi di dalamnya. Di antaranya soal banjir," kata Andi Harun pekan lalu. Beberapa di antara program pengendalian banjir disebut sedang berjalan. Terutama adalah pembangunan atau peningkatan kapasitas drainase saluran air di banyak tempat. Termasuk di empat titik rawan tadi. Berita terkait: Pemkot Samarinda Akan Bangun Pintu Air di Hilir SKM Revitalisasi fungsi terhadap drainase dalam kota, dilakukan untuk menambah kapasitas atau kemampuan menyalurkan air. Dua aspek jenis kegiatan yang mungkin akan dilaksanakan dalam program ini yaitu penambahan jumlah drainase. Kemudian perluasan dan atau menambah kedalaman saluran. Dua cara itu dinilai mampu mengatasi masalah sedimentasi. Namun observasi tetap akan dilakukan setelah pengerjaan. Untuk memastikan apakah memang benar-benar hal tersebut berperan menyebabkan banjir. "Apakah jumlah drainase atau kapasitas dari drainase dalam kota yang ada sudah cukup. Kita sedang menunggu hasil kajian pendalaman teknis dari Dinas PUPR," jelasnya. Selain itu, kata dia, di sejumlah titik juga akan dibangun pompa. Sebab kemampuan beberapa pompa air yang ada diketahui masih rendah. Contohnya di Jalan Ruhui Rahayu. Maka dari itu perlu penambahan kapasitas. "Lagi dikaji juga teknisnya apakah pompa yang ada sekarang masih bisa difungsikan atau kita mengganti dengan pompa yang lebih besar. Dengan sistem pompa vertikal. Kalau yang ada sekarang modelnya horizontal," ia menambahkan. Secara teknis, ia menjabarkan mekanisme kerja pompa dan bongkar pasang pada beberapa titik parit. Ia mengatakan, setelah melakukan revitalisasi drainase dari sedimentasi, pemkot berencana membuka jalur lambat di depan Mal Lembuswana. Agar crossing saluran dari arah Jalan Pembangunan dan M Yamin bisa langsung masuk ke parit besar. Parit besar dari jalur lambat yang berbatasan langsung dengan trotoar juga akan dibuka sampai ke arah sungai. Lalu di ujung sungai akan dibangun pintu air. "Karena kondisi permukaan jalan dengan permukaan air sungai kira-kira tidak jauh berbeda. Sehingga secara teknis kita harus buatkan pintu air," imbuhnya. Mekanisme operasi pompa dan saluran yang bertemu pada saat debit hujan tinggi akan bekerja secara bersamaan. Sehingga diyakini model ini akan dapat mengurangi bahkan mengendalikan genangan air di sekitar simpang Lembuswana. "Beberapa hari yang lalu, ketika hujan saya meninjau lokasi. Saya mendapati dari arah simpang empat ke arah pintu keluar Lembuswana air cukup tinggi dan melimpas ke jalan." Tetapi, tambahnya, dari trotoar atau jembatan penyeberangan antara pintu keluar Lembuswana dengan Jalan S Parman ke arah sungai, kondisi jalan yang ditemui relatif kering dan parit terlihat tidak bermasalah. "Jadi kita menduga bottleneck ada di pelintasan arah jalan keluar. Ini hampir dipastikan suatu hari nanti akan dibongkar," Andi Harun menceritakan. Sementara itu, di seberang titik tersebut, dari jembatan penyeberangan menuju Hotel Grand Victoria, aliran drainase relatif lancar. Situasinya berbeda begitu sampai pelintasan di atas ATM Drive Thru Bank Mandiri.  Kata wali kota, aliran mulai bermasalah. "Diduga bottleneck di situ. Ini juga akan dibongkar," imbuhnya. Kendala yang sama, yaitu bottleneck terjadi pula Jalan AW Sjahranie. Yang diprediksi tepat pada saluran di depan dealer Chevrolet. Ia mengatakan titik tersebut juga akan dibongkar. Lalu dipertimbangkan di ujung Jalan AW Sjahranie, di depan pencucian mobil, pemkot membangun rumah pompa. Bersamaan saluran air Jalan PM Noor diperbaiki. Dan menyambung saluran yang belum tersambung. "Kalau pompa dan drainase di situ bekerja, saat muncul genangan air di simpang empat Sempaja, maka setidaknya kemungkinan dalam hitungan menit genangan sudah kering. Itu kalau proyek tersebut tidak bisa mencegah munculnya genangan," katanya. (das/eny) https://youtu.be/pQkyxXby2_Q?list=UUtwSSdy-iGr-HFA9AfQ0Xqg    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: