Lini Depan Borneo FC Memang Kurang Jos saat Dikalahkan Bhayangkara 1-0
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Borneo FC Samarinda resmi jadi tim pertama yang menelan kekalahan di Piala Menpora 2021. Kekalahan ini juga jadi yang pertama mereka alami di Stadion Kanjuruhan Malang selama berkiprah di kompetisi tertinggi Tanah Air. Nah, yang jadi perhatian dari kekalahan Pesut Etam ini adalah. Lini depan mereka yang benar-benar kurang jos.
Kondisi ini sebenarnya tidaklah mengejutkan. Karena sebelum berangkat, tim asal Samarinda itu belum punya cukup waktu untuk mempertajam lini depan mereka. Satu-satunya laga uji coba melawan Tim PON Kaltim pun berjalan tidak sesuai harapan karena tim lawan bermain defensif.
Borneo FC Samarinda berada di mentalitas yang baik setelah tertinggal oleh gol cepat Bhayangkara. Yang dicetak oleh Alsan Sandi pada menit ketiga. Bukan drop, Pesut Etam malah semakin beringas. Permainan terbuka mereka terapkan. Javlon-Hendro-Sultan Samma menjadi poros permainan.
Sayangnya, performa apik mereka bertiga belum menuai harapan yang diharapkan. Sesampainya bola di Sultan Samma yang menjadi penyerang lubang dalam formasi 4-4-1-1. Di belakang Amer Bekic. Bola jadi tak tentu arahnya.
Kedua sisi sayap yang jadi tumpuan Sultan membantu penyerangan. Sering tak mampu membaca bola yang disodorkannya. Terlebih, di babak pertama itu. Mario Gomez melakukan eksperimen. Dengan menukar posisi Fajar Fathurrahman yang biasanya di sayap kiri, menjadi penyerang sayap kanan. Sementara Terens ditempatkan di kiri.
Pertukaran posisi ini yang beberapa kali terlihat kelemahannya. Fajar yang tak biasa bermain di kanan menyia-nyiakan peluang emasnya. Setelah ia berhasil meng-cut back bola. Dalam posisi ideal dari dalam kotak penalti. Fajar terpaksa melakukan tembakan dengan kaki kiri. Yang berakhir melambung.
Hal sama terjadi dengan Terens Puhiri. Yang tidak terbiasa menggunakan kaki luar –kiri. Permainannya jadi tak seintens biasanya. Lalu Amer Bekic, tak punya banyak kans karena hanya mengandalkan sodoran umpan silang atas saja.
Di balik kurang josnya lini depan. Di mana Sultan Samma seperti bermain sendirian. Lini tengah yang digalang Hendro Siswanto dan Ilhamsyah juga kalah kualitas dengan gelandang tengah tim lawan. TM Ichsan dan Evan Dimas yang beberapa kali sukses memanjakan Andik Vermansyah dan Subo Seto.
Dan benar saja, pergantian babak coba dimanfaatkan Gomez untuk merubah racikan formasinya. Ilhamsyah ditarik keluar dan digantikan Guy Junior. Sementara Fajar digantikan oleh M. Sihran.
Guy kemudian menggantikan peran Sultan Samma di babak pertama. Sementara pemain bernomor punggung 22 itu bermain lebih ke dalam menemani Hendro Siswanto.
Duet lini tengah Hendro dan Sultan berhasil membuat lini kedua Borneo FC lebih hidup. Hendro bertugas memotong serangan lawan. Sementara Sultan bertugas mengarahkan bola –playmaker.
Di sisi sayap, Terens Puhiri dikembalikan ke kanan dan benar, ia bermain lebih ganas. Pemain asal Papua itu banyak membuat umpan silang berbahaya. Walau belum juga menjadi gol. Pun dengan Sihran di sisi kiri, sering membuat bek Bhayangkara kocar-kacir.
Bertubi-tubi menyerang, tak satu pun tercipta. Barisan depan Borneo FC cenderung terburu-buru. Ada kesempatan sedikit, umpan silang. Ada kans kecil, umpan direct ke Amer. Begitu terus. Tanpa banyak keberanian menusuk ke dalam kotak penalti dari kedua sisi sayap dan juga tengah.
Mendapat bola-bola seperti itu, bek Bhayangkara yang digalang Hansamu Yama dan Jajang Mulyana pun seolah tanpa kesulitan menghalaunya.
Soal kurang menggigitnya lini depan Borneo FC di laga ini. Mario Gomez tak menyangkalnya sama sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: