Derita Warga Malahing Bontang, Krisis Air Tawar di Atas Air asin

Derita Warga Malahing Bontang, Krisis Air Tawar di Atas Air asin

Bontang, nomorsatukaltim.com – Perumda Tirta Taman mengkaji pipanisasi air bersih untuk warga Malahing.  Pipanisasi ini berjarak 2,2 kilometer. Dari titik nolnya di Kelurahan Bontang Kuala.

Malahing sendiri merupakan kampung di atas air. Dulunya merupakan tempat persinggahan nelayan saat melaut. Lama-lama berubah jadi permukiman.  Sudah dua dekade permukiman tumbuh subur di sana. Pun daerah menetapkan wilayah ini sebagai RT 30 di Kelurahan Tanjung Laut. Sayangnya, selama 20 tahun, itu tidak ada air bersih. Warga yang mayoritas bekerja sebagai nelayan dan petani rumput laut, harus menyeberang ke Bontang Kuala untuk beli air. Satu jerigen berisi 10 liter. Harganya Rp 1.000. untuk menunjang kebutuhan harian, warga membeli minimal  15 jerigen. Untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK). "Harus berhemat di sini (air)," ujar Ketua RT 30 Nasir Lakada saat dikonfirmasi, Senin (22/3). Desakan penyediaan air bersih terus digaungkan Nasir. Sayangnya urung terealisasi. Hingga kini. Tahun ini Perumda Tirta Taman kembali berjanji. Meski cukup sulit terealisasi. Sebabnnya, pipanisasi harus menyeberang Bontang Kuala – Malahing. Sulit terwujud. Apalagi di sekitar situ menjadi lalu lintas perahu nelayan hilir mudik. Pun begitu, Perumda Tirta Taman masih menghitung-hitung peluang itu. Mulai dari jarak tempuh. Sampai jumlah penduduk di sana. Termasuk penghitungan kebutuhan air. "Belum ketahuan, masih dihitung," kata  Manager Administrasi Umum, Dadi Gunawan saat ditemui wartawan baru-baru ini. Tetapi ada opsi lain. Perumda Tirta Taman akan membangun terminal air di Bontang Kuala. Kemudian warga Malahing yang mengambil air di sana.  Masih menyebrang juga. Tak berbeda metodenya. Hanya beda nilai rupiah. Karena harganya per kubik bukan per jerigen. Yang diyakini lebih murah dan terjangkau kantong. (wal/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: