Lini Depan Borneo FC Belum Jos
Samarinda, nomorsatukaltim.com - Jika ada yang membuat penampilan Borneo FC Samarinda tidak sesuai harapan di Piala Menpora 2021 nanti. Bisa jadi itu disebabkan oleh lini depan yang masih kurang jos. Perombakan yang terjadi di lini serang, menjadi sebabnya.
Seperti diketahui, susunan pemain depan Borneo FC mengalami cukup banyak perubahan. Predator mereka musim lalu, Fransisco Torres memilih hengkang lebih awal sebelum pergantian tahun.
Gelandang serang pembuka ruang, Diogo Campos tidak diperpanjang kontraknya. Pun pemberi 2 asis dari 3 laga Liga 1 musim lalu, Dedi Hartono. Memiliki nasib serupa Campos. Titus Bonai yang membuat 1 dari 6 gol Borneo musim lalu, juga memilih cabut.
Ketiganya tentu meninggalkan lubang di sisi depan. Amer Bekic yang didatangkan untuk menggantikan peran Torres. Belum teralu nyetel karena masih proses adaptasi. Perbedaan cuaca yang ekstrem membuat pemain Bosnia itu mengalami sedikit hambatan.
Harapan untuk bisa membuat banyak gol pun akhirnya berada pada Fajar Fathurahman dan Terens Puhiri. Duo sayap lincah ini diharapkan bisa melayani Bekic dengan baik. Ataupun membuat gol ketika tim sedang buntu.
Borneo FC juga belum punya cukup waktu untuk menakar kekuatan lini serangnya. Selama masa persiapan tim, baru sepekan terakhir Mario Gomez memberi pola latihan taktik secara intensif. Yang sayangnya, pada laga uji coba dadakan versus Tim PON Kaltim. Tidak bisa diterapkan maksimal. Lantaran Tim PON bermain defensif.
Seperti dijelaskan Iksan. Di laga itu, tim kesulitan menembus pertahanan Tim PON karena tak banyak ruang di lini tengah. Sultan Samma dan Hendro Siswanto yang jadi jendral lini tengah tak mampu leluasa mengalirkan bola. Akhirnya Gomez meminta anak asuhnya untuk melakukan high pressing, menguasai bola, dan memanfaatkan lebar lapangan.
“Jadi itu kemauan Gomez, lawan harus kita press-press terus. Dan banyak kuasai bola, sebisa mungkin kita kurung di area mereka sendiri.”
“Karena kalau kita press seperti itu, kita hanya memanfaatkan lebar lapangan. Mengandalkan umpan krosing dari sayap. Sesekali kita cari celah lewat tusukan dari tengah,” katanya.
Di laga yang berkesudahan 2-1 itu. Titik lemah Borneo FC terlihat pada penyelesaian akhir. Menurut Iksan, timnya harus bisa lebih kreatif memanfaatkan transisi permainan. Dan tentu, bicara soal produktivitas gol, kata Iksan. Tak hanya menjadi tugas para penyerang saja. Lantaran di skema permainan ala Gomez. Seluruh pemain harus terlibat dalam build up serangan dan juga saat bertahan.
“Iya benar, menurut saya memang kurang di penyelesaian akhir. Tidak hanya pemain depan sih, dari belakang memang terlihat masih kurang rasanya. Cuma mungkin tim pelatih yang akan meramunya lagi nanti, dengan memaksimalkan waktu tersisa untuk meningkatkan finishing-nya,” pungkasnya. (frd/ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: