Kalah Bersaing, Pasar Tradisional di Balikpapan Akan Direvitalisasi

Kalah Bersaing, Pasar Tradisional di Balikpapan Akan Direvitalisasi

Balikpapan, nomorsatukaltim.com -  Pasar tradisional akan direvitalisasi. Detail Enginering Design (DED) rencananya akan diajukan tahun ini. Begitu pengajuannya disetujui, maka pengerjaannya bisa segera dilakukan. Selambat-lambatnya target pengerjaan dimulai pada 2022 atau 2023. Begitu disampaikan Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Balikpapan Arzaedi Rahman, saat ditemui, Senin (15/3/2021).

Ia menilai pasar yang dikelola pemkot, misalnya Pasar Rakyat Klandasan tidak perlu lagi direhabilitasi tapi yang perlu direvitalisasi. "Harus dibangun gedung baru," katanya. Di Kota Minyak, ada sekitar 11 pasar rakyat yang dikelola pemkot. Namun untuk upaya revitalisasi akan dilakukan bertahap. Arzaedi berangan-angan untuk memulai revitalisasi Pasar Klandasan. "Ini juga disarankan oleh Pak Sekda (Sayid MN Fadly).  Karena memang secara konstruksi harus direvitalisasi," terangnya. Nah, di dalam revitalisasi, pemerintah tidak hanya menyiapkan DED pembangunan dan rancangan pasar yang baru. Tapi juga menyiapkan penampungan sementara bagi pedagang Pasar Klandasan. "Enggak mungkin pedagang itu disetop dagangannya. Harus ada penampungan sementara. Mungkin nanti kita rancang agar bisa menampung setengah pedagang dulu. Separuhnya menunggu proses pengerjaan, kemudian nanti baru diteruskan (bergantian)," imbuhnya. Arzaedi menyebut, latar belakang perbedaan karakteristik pengunjung yang datang ke pasar modern dan pasar tradisional. Menjadi analogi yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi persaingan pasar masa kini. "Coba lihat orang ke pasar modern seperti ke mal, mereka datang lebih rapi, wangi. Sementara pengunjung yang datang ke pasar rakyat, sebaliknya. Kita lihat saja orang makan lemper kulitnya, sampahnya, dibuang sembarangan," ujarnya. Kondisi perekonomian para pedagang di pasar rakyat yang kian hari kian lesu. Disinyalir juga disebabkan sarana dan prasarana yang sudah kuno. Sehingga tidak lagi menarik minat pembeli datang. Sehingga sudah waktunya bagi pasar rakyat dibenahi secara progresif. Agar bisa bersaing dengan pasar modern. "Program pasar ini saya arahkan ke standardisasi SNI (Standar Nasional Indonesia). Di Kalimantan itu baru ada satu. Di Pontianak," katanya. Dalam standardisasi itu, katanya, ada sekitar 44 poin atau turunan kebijakan yang mengatur hal-hal teknis. Dan mencantumkan fasilitas apa saja yang harus ada di pasar rakyat nantinya. Ia mencontohkan, pasar akan mengakomodasi jalan dan akses untuk warga disabilitas. Termasuk juga nanti ada semacam pos kesehatan di setiap pasar rakyat. "Tapi tidak semua turunannya itu sesuai dengan daerah masing-masing," urainya. Standardisasi itu juga mengakomodasi peningkatan kualitas produk yang dijual masing-masing pedagang. Caranya, Disdag akan memberi pelatihan kepada para pedagang melalui program yang dinamakan Pasar Aman. Program itu lebih menitikberatkan dari sisi produk yang akan direalisasikan dalam waktu dekat. Arzaedi menyebut, sudah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Jadi nanti dirapid produk dagangannya. Ini layak, atau enggak untuk dikonsumsi. Dan itu dilakukan oleh pedagang sendiri. Makanya nanti kita latih ketua-ketua kolompok pedagang," urainya. (ryn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: