Tak Ada Pengecualian

Tak Ada Pengecualian

TANJUNG SELOR, DISWAY – Rapid antigen di posko COVID-19 yang berada di Kilometer 57 perbatasan Bulungan-Berau, masih menjadi tanda tanya bagi sejumlah warga, baik warga Kaltim maupun Kaltara. Yakni apakah gratis atau berbayar.

Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kaltara, Usman, menegaskan bahwa rapid antigen di posko COVID-19 gratis. "Tidak ada yang dipungut bayaran di sana. Lewat media saya klarifikasi isu yang beredar di medsos, jika yang berbayar itu tidak benar," kata Usman, Selasa (2/3). Petugas pemeriksaan, lanjutnya, melakukan rapid antigen kepada seluruh pelintas yang hendak masuk wilayah Kaltara. Pemeriksaan tanpa melihat domisili KTP. Misal, kata Usman, ada warga dari Berau akan masuk ke Kaltara, namun tidak memiliki surat rapid antigen, maka warga tersebut akan diperiksa di posko COVID-19. Karena itu, bila ada informasi yang menyebutkan warga yang bukan KTP Kaltara diminta kembali ke daerah asal, karena tidak memiliki surat keterangan bebas COVID-19, Usman menegaskan informasi itu tidak benar. "KTP Kaltara atau luar Kaltara, semua kami layani gratis. Jadi, sekali lagi kami tegaskan informasi kalau diminta putar balik karena tidak memiliki surat hasil antigen, tidak benar," ujarnya. Ia juga menuturkan, Satgas Penanganan COVID-19 Kaltara akan melakukan evaluasi terhadap pelayanan pengecekan kesehatan di perbatasan Bulungan-Berau itu. Evaluasi dilakukan, guna melihat efektivitas pendirian pos pemeriksaan terhadap penyebaran COVID-19 di Kaltara, utamanya di Kabupaten Bulungan. Bila hasilnya cukup efektif, tidak menutup kemungkinan keberadaan pos pemeriksan akan diteruskan. Namun, juga dapat dihentikan dan diganti metode penanganan lain, apabila hasilnya tidak memberikan dampak sekali. "Tentu akan kami evaluasi. Karena ini kan baru beberapa hari, mungkin seminggu dua minggu ke depan akan kita evaluasi," ujarnya. Sementara itu, hingga Selasa (2/3), terkonfirmasi positif COVID-19 di Kaltara mencapai 9.852 kasus. Dari jumlah itu, 7.696 di antaranya dinyatakan sembuh, dan 204 orang masih menjalani perawatan. Sementara, angka kematian mencapai 152 pasien. */ZUH/REI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: