322 Atlet Kaltim Jalani Tes Fisik
Samarinda, nomorsatukaltim.com – KONI Kaltim terus mempersiapkan diri jelang PON XX Papua, Oktober mendatang. Teranyar, mereka kembali melakukan tes fisik yang dimulai Selasa 23 Februari pagi. Dan akan berakhir pada 25 Februari mendatang. Ada yang berbeda dari tes fisik kali ini. Jika tes fisik awal tahun 2020 lalu dipantau langsung oleh konsultan teknik. Kali ini KONI Kaltim turut menggandeng Tim Gugus Tugas COVID-19.
Tes fisik ini memang diperlukan untuk mengukur level kebugaran atlet. Juga untuk mendeteksi ada tidaknya paparan virus corona dalam tubuh atlet. Sebelum memasuki fase Puslatda beberapa bulan ke depan.
Karena di Puslatda nanti. Atlet akan lebih difokuskan pada pematangan teknik dan taktik. Disertai try out untuk mengukur kualitas atlet secara individual ataupun tim (cabor beregu).
Diketahui pada PON Papua nanti. Ada 37 cabor yang dipertandingkan. Sementara Kalimantan Timur akan turun di 34 cabor dengan mengirim 322 atlet terbaik yang berasal dari zona medali Pra PON 2019. Dengan target realistis, masuk posisi 5 besar. Alias peringkat terbaik di luar kontingen Pulau Jawa.
Target ini disebut realistis karena menengok pencapaian Kalimantan Timur di 3 PON terakhir. Serta perolehan medali pada Pra PON lalu. Di mana Kaltim menempati peringkat keempat nasional (minus Papua selaku tuan rumah).
Kepala Bidang Bina Prestasi KONI Kalimantan Timur Alfons T. Lung mengatakan. Program tes fisik ini sudah masuk dalam perencanaan berjenjang KONI Kaltim. Menilik ke belakang, pada Maret 2020 lalu. Kontingen Kaltim sebenarnya sudah bersiap untuk memasuki Puslatda.
Tapi karena terjadi penundaan PON selama setahun. KONI Kaltim memundurkan lagi program latihan. Ditambah kondisi pandemi yang membuat atlet hanya berlatih secara mandiri. Maka KONI Kaltim mengakali dengan tetap memantau para atlet dengan monitoring ketat yang dilakukan oleh Tim Monev.
Dilanjutkan dengan tes kesehatan beberapa waktu lalu. Dan kini memasuki tahapan uji fisik.
"Data kemampuan fisik atlet selama ini kita ketahui melalui tes yang konsisten itu (Baterey Fitness Test). Tujuan utamanya adalah kontrol dan evaluasi kemampuan atlet. Karena desentralisasi itu program yang dilakukan Pemprov di bawah pengawasan KONI Kaltim," jelasnya saat konferensi pers di Sekretariat KONI Kaltim. Selasa 23 Februari 2021.
Tes fisik ini diikuti seluruh atlet yang terdata di program desentralisasi. Tetapi, mengingat dilaksanakan di masa pandemi. Maka tes fisik dilakukan bertahap. Dimulai dari atlet yang berada di Samarinda dan Kukar terlebih dahulu.
"Total 322 atlet yang melakukan tes fisik. Usai dari samarinda ini akan geser ke Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan lanjut ke daerah lainnya," katanya.
Tes fisik ini, kata Alfons. Juga wajib diikuti oleh atlet Kaltim yang sedang berada di luar Kaltim. Karena penempatan kerja dan lain sebagainya. Pun dengan atlet yang sedang mengikuti Pelatnas persiapan SEA Games.
"Termasuk yang di ada di Pulau Jawa ada 24 atlet, akan kita langsungkan kegiatan tes fisiknya nanti di Bandung," tambah Alfons.
Uji fisik ini, karena dilakukan pada masa pandemi. Selain bertahap, juga dilakukan dengan protokol kesehatan yang teramat ketat.
"Kerena dilakukan di masa pandemi, maka kita juga didampingi oleh Tim Gugus Tugas. Tetap dengan mengedepankan prokes ketat. Kita berharap agenda ini berjalan lancar," pungkas peraih medali perak taekwondo Asian Games 1994 tersebut. (frd/ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: