Kinerja PSSI Adalah Kunci
Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Meski dalam perjalan sepak bola Tanah Air yang penuh liku. Periode ini dianggap yang paling sulit untuk dipecahkan masalahnya. Karena virus corona tidak berbentuk nyata. Susah sekali melawannya. Sementara klub dan pemain tidak bisa menunggu lebih lama. Kompetisi diharapkan bukan sekadar wacana. Dan untuk ini. PSSI adalah kunci.
Bab ketidakjelasan kompetisi musim 2020 sudah ditutup rapat oleh klub dan pemain. Periode super sulit yang bikin kondisi finansial melilit. Kecewa sudah pasti. Karena penundaan berulang dan berujung pada pembatalan bukan hal mudah yang bisa diterima.
Tapi itu sudah berlalu. Tahun berganti, klub ingin hal baru. Ya apalagi kalau bukan kompetisi. Kali ini, klub memohon kerja super keras dari PSSI dan PT LIB selaku operator klub.
Dan akhir-akhir ini, PSSI memang terlihat sibuk. Menggandeng PT LIB dan Kemenpora RI. Mereka bersama-sama berjuang mendapatkan izin keramaian dari Polri. Beberapa rapat digelar. Laga simulasi pun sudah dilakukan dan direkam. Untuk menambah keyakinan Polri.
Teranyar, pada 10 Februari lalu PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggelar pertemuan bersama perwakilan Polri, Satgas COVID-19, hingga KONI Pusat untuk membahas kegiatan olahraga. Termasuk kompetisi sepak bola Indonesia yang sangat dinanti itu.
Hasilnya mulai terlihat. Meski belum secara resmi, tapi PSSI sudah memberikan sinyal bahwa kompetisi digelar pada Mei atau Juni nanti.
Tentu kabar ini sedikit membawa angin segar untuk klub. Namun, lagi-lagi. Klub tidak ingin di PHP lagi.
Lebih jauh, untuk dapat menggelar kompetisi musim 2021 ini. Izin kepolisian bukanlah segalanya. Yang ketika mendapatkannya, PSSI bisa bersantai ria. Banyak hal lain yang harus dipikirkan.
Presiden Klub Persiba Balikpapan Gede Widiade ketika dihubungi nomorsatukaltim.com menjelaskan ada tiga hal yang mesti jadi perhatian untuk menggelar kompetisi musim 2021.
"Pertama tergantung kondisi corona apakah sudah turun. Kedua tergantung dari federasi (PSSI) dan operator (PT LIB) sejauh mana koordinasi dengan kepolisian. Ketiga seberapa jauh adanya sponsor untuk operator dalam masa sulit seperti ini. Kalau pun corona turun dan bisnis belum jalan normal saya kira sulit," ujar pria berdarah Bali tersebut, Minggu 14 Februari 2021.
Diakui Gede, ketiga poin itu sangatlah penting. Terutama soal finansial. Meski nantinya sudah mengantongi izin, perekonomian belum tentu pulih. Mengingat selama ini kompetisi hingga klub ditopang oleh sponsor. Bahkan Gede mengklaim kompetisi di Indonesia itu lebih mahal ketimbang negara tetangga.
"Izin ada tapi tidak ada sponsor sulit. Kalau negara kecil kaya Singapura bisa aja jalan pakai bus. Kalau kita bertanding di Sumatera, Kalimantan, Papua. Kan pakai duit semua. Mahal sekali harganya. Sangat mahal," tambah Gede.
Kendati demikian Gede sudah mempersiapkan segala kemungkinan. Termasuk andai kompetisi resmi digulirkan. Bahkan sampai saat ini mantan CEO Persija Jakarta itu masih memberikan gaji kepada pemain Persiba. Meski hanya 25 persen, tapi setidaknya para pemain yang bahkan belum membubuhkan kontrak anyar itu. Tetap memiliki pemasukan.
"Mereka (pemain) kan anak saya dan pegawai saya. Kalau mereka tidak diperhatikan bapaknya kan nanti susah. Kalau susah nanti jadi tidak karuan. Selama saya masih mampu Insyaallah," katanya.
Disinggung soal apakah tetap memberi gaji pada pemainnya itu. Adalah cara Persiba agar tidak ditinggal pemainnya. Gede tergelitik. Walau memang Persiba belum menyiapkan tim untuk musim depan. Tapi bukan itu tujuan utamanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: