Merasa Dianaktirikan, Warga Tani Harapan Kukar Ingin Gabung Samarinda

Merasa Dianaktirikan, Warga Tani Harapan Kukar Ingin Gabung Samarinda

Samarinda, NomorSatuKaltim.com - Gerah karena merasa dianaktirikan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), sejumlah warga dari Desa Tani Harapan, Kecamatan Loa Janan, mengadu kepada Sarkowi, anggota Komisi III DPRD Kaltim. Mereka membawa aspirasi. Meminta agar desa mereka dapat berpindah domisili dan dapat bergabung dengan Samarinda.

Hal tersebut disampaikan oleh Sarkowi ketika dikonfirmasi media ini, Rabu (10/2/2021). Disebutkannya, warga yang bertemu dengannya pada Selasa (9/2/2020) lalu itu, mengeluh atas kurangnya perhatian Pemkab Kukar dalam pembangunan desa mereka. Atas dasar itu, warga Desa Tani Harapan meminta untuk difasilitasi mengusulkan perpindahan domisili tersebut ke Pemerintah Provinsi Kaltim. "Mereka bertemu saya dan meminta agar difasilitasi ke Pemprov Kaltim, terkait perpindahan domisili. Karena ini terkait antar kabupaten/kota, jadi itu kan kewenangannya ada di Provinsi. Nanti saya coba fasilitasi apa yang menjadi permintaan mereka," kata Sarkowi ketika dikonfirmasi, Rabu (10/2/2021). Lanjut Sarkowi mengatakan, usulan warga itu disampaikan langsung melalui Kepala Desa Tani Harapan, Ismail, dan Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Tani Harapan, Mastam. Pertemuan itu terjadi di Kafe Bagios, Jalan Basuki Rahmat, Kecamatan Samarinda Kota. Sarkowi mengatakan, warga yang telah bertemu dengannya ini membawa aspirasi. Meminta Desa Tani Harapan dapat bergabung ke Kota Samarinda, tepatnya di Kecamatan Palaran. Terdapat beberapa alasan yang termuat dalam pertemuan tersebut, salah satunya adalah letak geografis desa yang jauh dari pusat pemerintah Kukar di Kecamatan Tenggarong. Sedangkan Desa Tani Harapan, lebih dekat dengan Kecamatan Palaran, Kota Samarinda. "Sehingga, diharapkan mereka nantinya koordinasi dan berurusan itu akan lebih cepat. Apabila bergabungnya dengan Samarinda," kata Sarkowi. Kemudian, melihat dari perkembangan program pembangunan. Lanjut Sarkowi, terkhusus di Desa Tani Harapan ini kurang mendapatkan perhatian terhadap pembangunan yang layak, dibandingkan dengan desa-desa lainnya. Bahkan tidak ada sampai 5 program yang dilakukan berdasarkan aspirasi DPRD. Serta tidak ada program Kabupaten yang melalui usulan Camat. Seperti apa yang telah disampaikan warga kepada dirinya, pada 2020 program yang ada di Desa Tani Harapan jauh lebih sedikit dari pada desa lain. Di mana, desa lainnya bisa mencapai di atas 10 program. "Sedangkan desa-desa lain punya program yang banyak untuk pembangunan," imbuhnya. Sehingga warga Desa Tani Harapan ini berharap, apabila aspirasi mereka diwujudkan dan kelak dapat bergabung ke Kota Tepian, bisa mendapatkan perhatian yang lebih besar. Terkait pembangunan serta kesejahteraan warga yang kian meningkat. Apa yang telah disampaikan Sarkowi itu dibenarkan oleh Ismail, Kepala Desa Tani Aman. Bahwa tujuannya bertemu dengan anggota Komisi III DPRD Kaltim itu, untuk mengusulkan perpindahan domisili desa mereka, dari Kabupaten Kukar ke Samarinda. Alasan warga terkait usulan tersebut, disebutkannya sudah cukup kuat. Warga sudah gerah, karena merasa dianaktirikan oleh Pemkab Kukar. Kurangnya perhatian pembangunan terhadap desa, jadi sebab munculnya usulan tersebut. Salah satu contohnya, warga yang menginginkan adanya pembangunan jalan poros penghubung antar desa. Namun hingga saat pembangunan yang diinginkan tak dikabulkan oleh Pemkab Kukar. "Kami memang butuh bantuan seperti drainase, namun tidak terlalu mendesak. Yang kami butuhkan infrastruktur seperti jalan," ungkapnya. "Contohnya, jalan kami itu kalau hujan berlumpur kalau kemarau berdebu. Oleh sebab itu, kami butuh perhatian untuk bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan kami," sambungnya. Disampaikan Ismail lebih lanjut, sebenarnya Desa Tani Harapan memiliki anggaran dari Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp 1,5 miliar. Serta Dana Desa (DD) sebesar Rp 900 juta. Namun dana yang ada tersebut, tidak cukup untuk membangun jalan poros penghubung antar desa. Sehingga diperlukan bantuan pembangunannya dari Pemkab Kukar. "Di desa kami ini minim program (pembangunan). Di desa lain, itu lebih dari sepuluh (program) per tahun ini. Sedangkan di desa kami tidak sampai lima. Sedangkan desa lainnya itu banyak (program)," ungkapnya. Oleh sebab itu, warga berharap agar usulan desa mereka bergabung secara wilayah administrasi dengan Kota Samarinda dapat terwujud. Agar mendapatkan perhatian pembangunan. (aaa/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: