Kebijakan Dinilai Wajar

Kebijakan Dinilai Wajar

TARAKAN, DISWAY – Tenaga kesehatan (Nakes) yang tak masuk prioritas disuntik vaksin, karena pernah terpapar COVID-19, tak dipermasalahkan sejumlah nakes di Kota Tarakan.
Hasan Ashari, misalnya. Ia pun menilai bahwa kebijakan tidak memprioritaskan nakes yang sudah pernah terpapar COVID-19, cukup wajar. Karena menurutnya, pemerintah belum mengumumkan keamanan manusia yang pernah tertular untuk divaksinasi. "Dari kebijakan yang dikeluarkan Presiden, kan belum ada penelitian semacam itu bahwa vaksinnya belum bisa digunakan oleh yang pernah terpapar. Mungkin sementara Wali Kota (Tarakan) mengikuti itu dulu. Mungkin nanti setelah ada penelitian, bisa saja ada kebijakan baru," ujar Hasan, Senin (8/2). Meski demikian, ia mengaku masih khawatir terpapar COVID-19. Karena menurutnya, orang yang sudah pernah terpapar virus mematikan itu, bukan berarti sudah bebas. “Ada juga yang sudah pernah kena, sembuh, terus tertular lagi. Makanya meskipun sudah pernah tertular, kekhawatiran tertular lagi pasti ada," ujarnya. Sementara itu, Desi Suherly Padly yang juga pernah terpapar COVID-19, pun tidak mempermasalahkan kebijakan tersebut. Sebagai seorang yang berinteraksi secara langsung kepada pasien COVID-19, ia meyakini jika seorang yang pernah terpapar memiliki antibodi lebih kuat. "Kalau pendapat pribadi, tentu saya tetap mengikuti anjuran pemerintah. Kalau aturan pemerintah menganggap yang sudah terkena tidak layak divaksin, saya ikuti saja. Tapi kalau memang harus divaksin, tentu saya bersedia," ujarnya. Meski sudah sembuh dari COVID-19, ia pun tetap menerapkan protokol kesehatan dalam bekerja. "Secara pribadi saya sama sekali tidak khawatir. Meskipun yang pernah tertular bisa tertular lagi, tapi saya yakin hal itu bisa diminimalisir. Saya pun juga tetap melaksanakan protokol kesehatan," ujarnya. */ANI/REI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: