Barang Terlambat Sampai Tujuan, Komitmen Pelanggan Terganggu

Barang Terlambat Sampai Tujuan, Komitmen Pelanggan Terganggu

Aktivitas bongkar muat barang di Kargo DBM Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan. (Darul/Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Kabut asap yang menyelimuti sebagian wilayah Kalimantan berefek berantai. Hampir semua bidang terdampak. Tak terkecuali bisnis jasa pengiriman barang. Seperti dikatakan Branch Manager PT Citra Van Titipan Kilat (Tiki) Balikpapan, Lutfi Haryadi. Sejak dua minggu terakhir pengiriman barang ke sejumlah daerah di Kalimantan Timur dan Utara terlambat. Terutama ke Berau, Tanjung Selor dan Tarakan. Barang kiriman yang terlambat itu, kata Lutfi Haryadi, adalah barang yang dikirim dari Balikpapan. Selain itu, kiriman dari sejumlah kota di Pulau Jawa ke daerah tersebut juga terhambat. Karena pesawat yang transit di Balikpapan tidak bisa melanjutkan penerbangan ke Berau dan Tarakan. "Banyak kiriman tertunda hingga dua hari di Bandara SAMS Balikpapan," ujarnya Selasa (24/9/2019). Karena itu, Ia melanjutkan, perusahaan terpaksa menempuh jalur pangiriman alternatif. Yaitu melalui jalur darat. Agar bisa segera sampai di tempat tujuan. Namun begitu, kata Lutfi, tidak ada kerugian signifikan yang dirasakan perusahaan akibat itu. Kerugiannya hanya pada komitmen delivery,  karena barang terlambat sampai di tempat tujuan atau tidak sesuai waktu. "Itu penting, karena komitmen kami kepada konsumen yang mempercayai barangnya pada kami," sebutnya. Untuk itu, sebelum menerima barang kiriman ke daerah yang terdampak kabut asap, lanjut Ia lagi. Terlebih dahulu dijelaskan kepada konsumen terkait risiko keterlambatan barang sampai di tempat tujuan. "Kami jelaskan kendalanya kepada konsumen dan sebagian konsumen mau mengerti kondisi itu," imbuhnya. Kendala sama juga dirasakan PT Dharma Bandar Mandala (DBM). Salah satu perusahaan kargo di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan. Supervisor DBM Roy Wondal mengatakan banyak pengiriman tertunda, karena penerbangan ke sejumlah daerah ditunda atau dibatalkan. Pengiriman yang terkendala itu, kata Roy, ditujukan ke daerah Tarakan, Berau, Pontianak dan Palangkaraya. "Solusinya, pengiriman dialihkan lewat darat. Agar tidak tertunda semakin lama," ujarnya Dampak lainnya, terjadi penurunan permintaan pengiriman barang. Pada hari biasa, tidak ada kabut asap. DBM menerima pengiriman keluar daerah rata-rata 350 kg per hari. Sejak ada kabut asap menyusut sampai 150 kg per hari. Sementara untuk penerimaan atau barang masuk ke Balikpapan, tidak ada perubahan. Yaitu, rata-rata 1 ton per hari. "Penerimaan pengiriman dari luar daerah tidak ada masalah, yang terganggu cuma pengiriman dari Balikpapan ke daerah yang terdampak kabut asap di Kalimantan. Namun masih bisa dialihkan melalui jalur darat, meski rugi dari segi waktu pengiriman," jelas Roy. Hal yang sama juga terjadi pada jasa pengiriman Lion Parcel Cabang Balikpapan. Yang tertunda pengirimannya ke Berau, Tanjung Selor dan Tarakan. "Terkendala sejak tangga 15 hingga 21 september, banyak penerbangan ditunda. Namun tanggal 22 kemarin sudah ada penerbangan," ujar SVP Operasional Lion Parcel Balikpapan, Enggar Amelia. Kerugiannya, kata Amel-sapaan dia, banyak customer yang komplain dan menarik kembali barangnya. Begitu juga pengiriman dari Jakarta dan daerah lain di Pulau Jawa. Yang ditujukan ke Berau dan Tarakan. Banyak yang tertunda di Balikpapan. Sehingga beberapa customer dari Berau mengambil sendiri barangnya di Balikpapan karena terlalu lama menunggu. "Ya, jika customer ingin mengambil barangnya, kita akan keluarkan dari gudang di bandara," kata Amel. Meski begitu, lanjut Amel, operasional Lion Parcel Balikpapan tidak banyak terganggu. Sebab lebih banyak melayani pengiriman dari Balikpapan ke Pulau Jawa.  "Yang terkendala cuma ke beberapa daerah di Kaltim. Namun, sebelum menerima barang kiriman, dijelaskan pada customer, bahwa belum ada kepastian penerbangan. Sehingga ada beberapa customer yang tidak jadi mengirimkan barangnya," jelas Amel. (m6/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: