Disdikpora PPU Minta Sekolah Lakukan Simulasi  PTM

Disdikpora PPU Minta Sekolah Lakukan Simulasi  PTM

PPU, nomorsatukaltim.com - Sekolah di Penajam Paser Utara (PPU) akan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Tapi itu hanya simulasi dulu.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) PPU, Alimuddin. Hal itu digulirkan dalam upaya memperoleh cara yang tepat. Optimalisasi proses transfer ilmu pada peserta didik. Di tengah situasi pandemi COVID-19 yang tak kunjung mereda. Metode pembelajaran virtual atau daring, jelaslah tidak maksimal. "Mau kapan lagi? Simulasi ini menjadi satu syarat untuk menggelar pembelajaran yang ideal," katanya baru-baru ini. Ia menargetkan pada pekan pertama Februari dilaksanakan. Untuk semua sekolah yang ada di bawah wewenang Disdikpora PPU. Yaitu untuk jenjang SMP ke bawah. Negeri dan swasta. "Bisa Rabu atau Kamis. Senin kita rapatkan finalisasinya dengan semua pihak yang terlibat. Mau saya, semua sekolah menggelar simulasi. Tapi nanti rapat yang akan memutuskan sekolah mana saja yang bisa menggelar," urainya. Yang akan dipilih adalah sekolah yang situasi kasus COVID-19 di lingkungannya cenderung minim. Status zona lokal penyebaran virusnya berwarna hijau atau kuning. Dalam pembahasan itu, juga melibatkan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 PPU. "Kenapa dilibatkan mereka? karena kita butuh masukan masukan, soal apa saja yang kurang dari aspek protokol kesehatan," imbuhnya. Sedangkan secara infrastruktur dan SDM pendidik sudah lama siap. Sejak akhir 2020. Sejak terbitnya arahan untuk boleh menggelar PTM dari surat keputusan bersama (SKB) Kementerian Pendidikan lalu. Persiapannya diawali dengan kesediaan para wali murid dan unsur lainnya. Melalui komite tiap sekolah. Maka itu Alimuddin berani. Adapun penerapannya simulasi PTM. Yang jelas sangat terbatas. Mulai dari waktu belajar. Masing-masing siswa hanya bersekolah selama 2 jam saja dalam sehari. Tanpa waktu istirahat. Jadi usai sekolah, mereka wajib langsung pulang ke rumah. Regulasinya pun diatur. Hanya masuk tiga kali sepekan. Dengan kapasitas peserta per kelas hanya 50 persen dari total siswa seharusnya. Kegiatan di sekolah tetap selama enam hari efektif. Karena dalam satu hari hanya 50 persen siswa masuk. Maka 50 persen lainnya masuk di hari berikutnya. “Semua itu dijalankan tetap dengan prokes. Tetap dengan 3M (masker, mencuci tangan, menjaga jarak). Siswa yang belajar juga dicek suhunya saat masuk,” jelasnya. Saat pelaksanaan nanti berlangsung, evaluasi tata cara pembelajaran tatap mukanya juga dijalankan. Akan dicari apa saja kekurangan dalam penerapannya. Maka itu, diperlukan seluas-luasnya masukan dari banyak pihak. Satu hal yang diperlukan kerjasama dari masyarakat. Yaitu komitmen untuk bersama mensukseskan. "Untuk para orang tua, harus tepat waktu menjemput menjemput anaknya. Agar mereka tidak sempat berkumpul, berkeliaran ke mana-mana," sebutnya. Namun demikian, hal ini belum mendapat restu seutuhnya dari Bupati PPU Abdul Gafur Mas'ud (AGM). Tapi Alimuddin telah menyampaikannya. Ia optimis semua bisa berjalan sesuai yang direncanakan. Lagi pula, persetujuan kepala daerah yang juga Ketua Satgas COVID-19 PPU itu dibutuhkan untuk menggelar PTM. Bukan simulasi PTM. "Mereka sudah terlalu lama tidak bersekolah. Di samping itu, tidak ada jaminan bahwa mereka tetap di rumah saja sekarang. Mereka pasti keluar juga. Untuk bermain, malah tidak terkontrol," beber Alimuddin. Dari itu semua, keyakinannya dipertegas dengan langkah yang diambil pemerintah. Berjalannya vaksinasi COVID-19 akan segera merubah situasi pandemi. Dan PPU, bisa satu langkah di depan jika situasi berubah. Karena Disdikpora PPU sudah mempersiapkan sisi pendidikannya. (rsy/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: