Dinamika Pasca Pembatalan Liga 1 dan 2
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Liga 1 dan 2 musim 2020 resmi dibubarkan. Keputusan yang sejak tahun lalu dinantikan klub-klub kontestan akhirnya dibuat oleh PSSI pada Rabu 20 Januari sore. Walau sudah super telat, paling tidak keputusan itu akhirnya melegakan.
Mitra Kukar misalnya. Klub Liga 2 asal Tenggarong itu sudah membubarkan tim sejak akhir September lalu. Termasuk jajaran tim yang paling awal melakukan pembubaran. Karena memang sudah tak yakin pada janji PSSI dan PT LIB untuk dapat melanjutkan liga pada November 2020.
"Ya kami sih tidak masalah karena dari Desember 2020, sudah habis kontrak pemain," jelas Asisten Manajer Mitra Kukar, Noor Alam, Kamis 21 Januari 2021.
Walau sejak lama membubarkan tim. Mitra Kukar tetap memonitor pemainnya. Menjaga-jaga kalau liga sewaktu-waktu dilanjutkan kembali. Yang seperti dikatakan Alam, para pemain tetap memiliki komitmen yang kuat untuk kembali membela Naga Mekes jika dipanggil kembali.
Tapi sampai November yang dijanjikan itu berakhir. Dilanjutkan Desember. Liga 2 tak kunjung dimulai. Dan PSSI menjanjikan akan menggelar liga pada Februari 2021. Atas janji itu, Mitra Kukar lagi-lagi belum bergeming. Mereka tetap libur. Sambil siaga satu jika memang Februari benar liga dilanjutkan.
"Hubungan dengan pemain tidak masalah, pemain juga memahami kondisi saat ini, mereka memahami kok," lanjut mantan pemain Mitra Kukar tersebut.
Setelah dipastikan kompetisi musim 2020 dibatalkan secara resmi. Mitra Kukar tentu jadi klub yang paling lega. Tak sia-sia mereka membubarkan tim sejak awal. Karena paling tidak, beban biaya operasional tim tidak sebesar klub-klub yang masih setia menanti kompetisi dimainkan lagi.
Selanjutnya yang menjadi PR bagi PSSI dan PT LIB adalah bagaimana nasib kompetisi musim 2021. Kepastian susulan ini juga teramat penting. Karena klub butuh mereset persiapan sejak mula lagi. Mengumpulkan pemain. Bernegoisasi soal besaran gaji dan durasi kontrak. Sampai pada urusan menggaet sponsor dan apparel.
Segala persiapan itu tentu tak bisa dilakukan sak jek sak nyet. Alias dadakan. Butuh proses yang panjang. Makanya klub-klub meminta sikap tegas federasi dan operator liga. Kapan Liga 1 dan 2 musim 2021 dimulai?
"Bagaimana pun semua kena imbas, karena kondisinya seperti ini, semua terimbas. Harapan liga secepatnya bergulir lagi untuk 2021," pungkas Noor Alam.
Sementara itu, Borneo FC Samarinda belum memberi tanggapan resmi atas pembatalan liga ini. Walau sebelumnya tim asal Kota Tepian itu cukup lantang menyuarakan pembatalan Liga 1 dan 2.
Saat dihubungi media ini. Manajemen Borneo FC Samarinda mengaku belum bisa berkomentar. Lantaran masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan lebih dulu. Begitu kata sumber dalam kami.
Sikap diam Borneo FC tentu sangat bisa dimaklumi. Walau mereka ingin Liga 1 dibatalkan dan menuntut digelarnya kompetisi baru musim 2021. Tapi persiapan mereka sudah kadung jauh. Di akhir Desember lalu saja. Pesut Etam memberi kontrak baru pada sembilan pemainnya. Menyusul pemain lainnya yang masih terikat kontrak dengan tim untuk beberapa musim ke depan.
Yang artinya, roda finansial klub tetap berjalan. Dalam hal, Borneo FC tetap mengeluarkan uang untuk menggaji para pemain dan ofisial tim. Tentu kini bukan hal mudah untuk mereka mengambil sikap.
Sementara di waktu terpisah, Asisten Pelatih Borneo FC Ahmad Amiruddin mengaku sudah legawa atas putusan PSSI tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: