Dorong Mulok Pendidikan Bahasa Daerah dan Seni Budaya Masuk Kurikulum

Dorong Mulok Pendidikan Bahasa Daerah dan Seni Budaya Masuk Kurikulum

Puluhan peserta FGD dari para penggiat pendidikan dan kepala sekolah bersinergi dengan panitia Peramu Padi dan Disdik Kaltim untuk kembali memasukkan kurikulum mulok pada anak sekolah guna pelestarian kearifan lokal.

Samarinda, DiswayKaltim.com -Pengetahuan generasi milenial terhadap kurikulum muatan lokal (mulok) pendidikan bahasa daerah dan seni budaya kian miris. Nyaris tidak dikenalnya. Karena mulok tersebut saat ini hampir hilang dari kurikulum pengajaran pada anak didik tingkat SMA/K, SMALB. Menyikapi fenomena ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim kembali melakukan Forum Group Discussion (FGD). Membahas bidang penyusunan kurikulum mulok yang terdiri bahasa daerah. Seperti Bahasa Kutai, Dayak, Paser dan Berau serta seni budaya, SDA/SDG tingkat SMA/K, SMALB Kaltim 2019 ke-2. Tentunya mengundang semua penggiat pendidikan di Benua Etam. Seperti guru, praktisi pendidikan, hingga kepala sekolah. "Kami tim Peramupadi Kaltim bekerjasama dengan Disdik Kaltim menyamakan persepsi kurikukum muatan lokal bahasa daerah seni dan budaya. Agar bisa digunakan, diaplikasikan dan dipahami oleh pengajar dengan baik. Bertujuan anak didik kita mengetahui, sehingga budaya daerah tetap lestari," kata Ketua Perkumpulan Ahli Manajemen Mutu Pendidikan Indonesia (Peramupadi) Kaltim Prof Dr H Dwi Nugroho Hidayanto MPd dalam pemaparannya di hadapan peserta FGD di Hotel Grand Sawit Jalan Basuki Rachmad Samarinda Rabu (18/9/2019) kemarin. Agenda kedua Peramupadi setelah Juni lalu bersama Disdik di 2019 ini bertema "Melestarikan Bahasa Daerah, Seni Budaya dan SDA/SDG, Kita Tingkatkan Kearifan Lokal Kaltim". Jadi FGD yang diikuti 50-an peserta itu untuk menyatukan pikiran, mendapatkan masukan dari para pelaku pendidikan. Kemudian mencari solusi dalam pemecahan hambatan saat penerapan mulok pendidikan bahasa daerah seni dan budaya di sekolah agar maksimal. "Kita harus sinergi antara tim Peramupadi Kaltim, Disdik Kaltim dan pihak sekolah harus sejalan. Karena ini program dari pusat untuk peningkatan kualitas pendidikan dan setiap provinsi ada. Jadi ini bentuk kepedulian agar kelestarian budaya lokal terjaga," urai mantan staf ahli bidang pendidikan di Pemprov Kaltim ini. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kaltim M Sa'Bani diwakili Sekretaris Disdikbud Drs H Djoni Topan MSi menyatakan akan terus mendukung kegiatan dari Peramupadi Kaltim ini. Karena hasil akhirnya bermuara guna kelestarian budaya lokal Benua Etam pada generasi penerus calon pemimpin. "Kami akan terus support dari bidang pendanaan dan fasilitator pada dunia pendidikan untuk rapat. Jadi FGD ini mencari rumusan yang pas agar penerapannya di berbagai sekolah bisa berjalan sesuai harapan," ujar Djoni. Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) FGD, Dr H Elbadiansyah MPd berharap agar muatan lokal budaya dan bahasa daerah tersebut bisa memberikan dampak positif. Terutama bidang karakter dan pengetahuan anak didik di wilayahnya. Karena diyakininya banyak nilai positif yang terkandung dalam kurikulum mulok tersebut. "Kedepan setelah selesai penyusunan kurikulum mulok budaya dan bahasa ini ada tindak lanjutnya. Yakni, dilakukan penelitian, survei mengenai berbagai manfaat setelah berjalan 3 atau 4 tahun. Jadi saat ada hambatan bisa segera dicari solusinya untuk diperbaiki," harap Elbadiansyah. (adv/ion)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: