Dihadiri 50 Perancang Busana, Perkenalkan Wastra Kaltim

Dihadiri 50 Perancang Busana, Perkenalkan Wastra Kaltim

Sebanyak 50 perancang busana di Tanah Air akan mengikuti pagelaran fesyen Borneo Fashion Bration  yang akan dihelat virtual.

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Pelaku industri fesyen Kaltim mulai membangkitkan gairah sektor ini. Melalui Borneo Fashion Bration (BFB). Yang diprakarsai perancang-perancang busana asal Bumi Mulawarman. Konsepnya pun dibuat ala milenial. Fesyen yang diangkat ialah kain khas Kalimantan Timur. Seperti Ulap Doyo, Sarung Samarinda, Badong Toncep, Kriong, Sulam Tumpar, Batik Bontang, Batik Kutai Timur, Batik Samarinda, Batik Balikpapan, dan lain-lain. Hal menarik di BFB 2021, tidak hanya menampilkan wastra Kaltim saja. Tetapi juga wastra dari berbagai daerah se-Nusantara. Wastra sendiri merupakan kain tradisional yang sarat akan makna di masing-masing daerah. Wastra lebih memiliki nilai filosofi dan sejarahnya sendiri. Melalui konferensi pers bersama awak media, Minggu (10/1). Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kaltim Sri Wahyuni dan founder BFB Anas Maghfur menjelaskan tema yang diangkat BFB kali ini. Yakni “Wastra Indonesia dari IKN untuk Indonesia”. Acara ini akan diikuti lebih dari 50 perancang busana dalam negeri. Namun dilakukan secara daring. Kegiatan ini memang ditujukan untuk memberikan banyak informasi perihal wastra. Serta memperkenalkan dunia industri fashion di Indonesia. Anas Maghfur menjelaskan, puluhan desainer memang akan andil. Asal mereka memang beragam. Yakni dari Jambi, Jakarta, Palembang, Lampung. Responsnya pun luar biasa baik. “Meskipun pada akhirnya ada beberapa kota yang terkendala terkait prosesnya,” terang Anas Maghfur. Sebelumnya, BFB merupakan rangkaian acara Visit Kaltim Fest 2021. Yang digelar oleh Dispar Kaltim. Sebagai ajang pagelaran. Di mana pada acara tesebut ditampilkan berbagai busana berbahan kain. Anas menyatakan, alasan dirinya membentuk BFB lantaran keinginannya sendiri. Kemudian rekan-rekan sejawat pun turut bergabung. Pemikiran itu pun akhirnya direalisasikan. Tentu dengan membuat acara tersebut Anas memiliki harapan. Seperti membuat jaringan. Wadah silaturahmi sesama desainer. Khususnya pada organisasi fashion. Maupun agensi fashion di seluruh Indonesia agar bisa bersatu. “Karena saya punya industri fashion, dan terkait ini fokusnya adalah produk fashion itu sendiri. Bukan pada sekolah model. Dan mengaplikasikan tren fashion agar industri fashion di Kaltim dapat berkembang dan diterima oleh masyarakat,” ungkap Anas. BFB pun sangat mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Kaltim. Para pengrajin-pengrajin busana kecil yang terdapat di Bumi Etam mendapatkan pelatihan. Serta tak lupa pembinaan. Hal itu disampaikan Kadispar Kaltim Sri Wahyuni. Dia menjelaskan, pemerintah melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (DPPK). Serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Deskranasda) rutin melakukan pelatihan terhadap pelaku usaha pengrajin. Khususnya di bidang fesyen. Kata dia, ada kelompok-kelompok pembinaan untuk pelaku usaha fesyen. Tapi sosialisasi mengenai itu memang masih kurang. Karena kenyataan di lapangan banyak pelaku usaha di sektor ini belum mengetahui adanya pembinaan tersebut. “Itu melalui Dekranasda (yang memberikan pembinaan untuk kelompok pelaku usaha fesyen). Barangkali (soal pembinaan) yang harus digaungkan," ujarnya. Memang benar. Banyak sekali pelaku usaha pengrajin busana yang bergerak secara mandiri. Ada yang berkembang ada pula yang tertatih karena situasi. Khususnya karena pandemi. Dengan alasan itu pula, keinginan Sri agar komunitas fashion di Kaltim bisa saling terkait. Memiliki kompetensi mumpuni. Dan berkoordinasi antarkelompok. Secara tidak langsung Sri menyetujui apa yang disampaikan Anas Maghfur. "Agar pelaku yang tadinya mandiri akan lebih bisa berkembang, kalau dia bergabung di dalam komunitas-komunitas ini dan mengikuti pelatihan pelatihan. Dia pasti akan mendapatkan pengalaman,” tandasnya mengakhiri. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: