Banjir Samarinda Renggut Nyawa Pelajar SMP

Banjir Samarinda Renggut Nyawa Pelajar SMP

Samarinda, NomorSatuKaltim.com - Hujan belum berhenti. Sudah hampir tiga jam lamanya mengguyur wilayah Kota Tepian. Hingga menyebabkan banjir di segala tempat. Namun Ria Ridayanti (43) yang saat itu sedang berkunjung ke rumah orang tua bersama kedua anaknya, memutuskan untuk segera pulang sebelum hari semakin gelap.

Meski hujan masih rintik-rintik, Ria tetap memilih berpamitan dengan kakek dan nenek dari kedua anaknya tersebut. Dari rumah orang tuanya di Jalan Pahlawan, ia hendak menuju ke kediamannya di Jalan Suryanata, Kecamatan Samarinda Ulu.

Dengan mengendarai motor, Ria seperti sedang berlomba dengan waktu. Namun perjalanan menuju pulang tak berjalan mulus. Di jalan ia harus menjumpai rintangan, karena lalu lintas yang berubah macet. Ini akibat banyaknya kendaraan yang merayap, akibat ruas jalan tergenang banjir.

Seperti yang dilakukan oleh pengendara lain. Ria pun ikut mencoba keberuntungan untuk menerjang banjir. Namun sayang, kuda besinya juga tak cukup kuat, untuk melewati genangan air setinggi lutut orang dewasa yang terjadi di bilangan Jalan Juanda.

Mesin motornya mati akibat kerendam air. Sembari mencoba kembali menghidupkan mesin motor yang mati, Ria menyuruh Adelia Samaritha Azarin untuk berteduh bersama sang adik. Setengah jam berselang, motor tetap tak bisa dihidupkan.

Hari sudah berganti malam, Ria memutuskan untuk meninggalkan motor dan memilih pulang dengan berjalan kaki bersama kedua anaknya. Air tak kunjung surut, mereka kemudian menyeberang melalui jembatan orang.

Setelah sampai di sisi seberang jalan, Azarin tampak berjalan duluan di depan. Sedangkan Ria yang menggandeng anak bungsunya berada tepat di belakang putrinya tersebut. Entah kenapa, Azarin yang berjalan di depan mengarah ke kanan.

Dia mendekati tiang listrik dan langsung memegangnya. Di saat bersamaan, Azarin tiba-tiba berteriak. Tubuhnya terlihat bergetar, hanya beberapa detik dari teriakan itu, Azarin terjatuh. Mengetahui anaknya dalam bahaya, Ria pun berusaha meraih tubuh putrinya yang sudah terendam air.

Namun ketika hendak meraih sang anak, Ria merasakan setruman listrik. Meski genggamannya sempat terlepas, Ria kembali meraih tubuh anaknya itu. Dan menyeretnya jauh dari sekitar tiang listrik.

"Kejadiannya Kamis malam (7/1/2021). Korban saat itu memegang tiang listrik, kemudian berteriak. Setelah itu terjatuh, ibunya kemudian menyeretnya. Karena tidak sadarkan diri, ibunya minta pertolongan warga," ungkap Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu, Iptu Fahrudi ketika dikonfirmasi, Jumat (8/1/2021).

Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh nomorsatu kaltim (@nomorsatu_kaltim)

Mendapati putrinya yang sudah tak sadarkan diri, Ria kemudian membawa Azarin ke Rumah Sakit Dirgahayu dibantu anggota relawan.

"Namun sesampainya di rumah sakit, dokter yang memeriksa menyatakan korban sudah tidak ada (meninggal). Diduga enggak adanya saat di perjalanan," kata mantan Kanit Reskrim Polsek Sungai Pinang tersebut.

Lanjut Fahrudi, setelah dinyatakan meninggal dunia, korban kemudian dibawa ke rumah duka, di Jalan Suryanata. Jumat pagi (8/1/2021), remaja 13 tahun yang masih duduk di bangku kelas VIII SMP itu dimakamkan.

"Korban saat itu sama ibunya dari rumah neneknya di Jalan Pahlawan, saat melintas di Juanda mereka terjebak banjir. Saat mau pulang jalan kaki, korban tak sengaja memegang tiang listrik, lalu kesetrum," ucap Fahrudi menerangkan kronologi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: