Potensi PAD Sektor Perhotelan Besar

Potensi PAD Sektor Perhotelan Besar

Mahulu, nomorsatukaltim.com – Tahun 2020 lalu, kondisi ekonomi masyarakat di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) menurun. Pasalnya pandemi COVID-19 tak pandang bulu perlahan melemahkan ekonomi, hampir seluruh lapisan masyarakat.

Tahun 2021 ini, ternyata kondisinya belum berubah. Dampak COVID-19 ini ternyata masih memberikan dampak signifikan di kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Serawak, Malaysia

Lantas bagaimana dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten yang baru 7 tahun silam pecah dari induknya, Kutai Barat itu? Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Mahulu mengakui, dua objek pajak menghasilkan pendapatan lumayan besar adalah dari sektor hotel dan restoran.

“Dua objek itu menghasilkan pajak cukup besar. Namun di Mahulu belum ada hotel. Hanya ada penginapan sekelas melati,” ungkap Sekretaris Bapenda Mahulu, Lusiana Hiroh kepada Nomor Satu Kaltim, Kamis (7/1/2021). Untuk pendapatan dari dua objek pajak tersebut, memang tertinggi dari hasil objek pajak lainnya. Namun pada 2021 belum bisa dipastikan realisasinya dari target awal. Karena sampai saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi. “Tahun 2020 realisasi dari objek pajak hotel sebesar 139,03 persen dari target. Kemudian pajak restoran terealisasi 231,94 persen. Semoga pada tahun ini pandemi segera berakhir, agar perolehan pajak sesuai target,” tandas Lusiana Hong. Salah satu penginapan di Ujoh Bilang, penginapan Marissa di RT 06, Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun ikut merasakan dampak pandemi ini. Sejak setahun belakangan, pendapat penginapan merosot. “Ada bulan tertentu saja tamu penginapan datang.Yaitu saat para guru sekolah mengurus uang, juga para petinggi kampung (kepala desa) mengurus SPJ di ibukota kabupaten,” urai Salmiah Ayub, pemilik penginapan Marissa. Diakui Salimah, kini pada hari biasa, hampir tidak ada tamu yang menginap. Jadi sangat berbeda dengan penginapan di Kubar atau Samarinda. Bahkan, sangat jarang tamu datang dari luar Mahulu. “Saya taat pajak. Tapi kalau tidak ada penghasilan karena tidak ada tamu, maka pajak harus ada pertimbangannya,” bebernya. Salmiah mengakui, anjloknya pendapatan penginapan Marissa ini lantaran masyarakat tidak leluasa keluar masuk Mahulu, saat pandemi ini. “Anjlok penghasilan penginapan ini sejak 2020 sampai saat ini. Namun kalau ada kegiatan dari pemkab, lumayan banyak pengunjung yang menginap,” urainya. Ia menambahkan, bahwa dan Penginapan Marissa beroperasi di UJoh Bilang sejak 2016, menyediakan 5 VIP room serta puluhan kamar biasa. Sedangkan sejumlah penginapan lainnya di Ujoh Bilang saat ini juga sepi pengunjung. Pasca keluarnya surat edaran Bupati Mahulu, pembatasan keluar-masuk masyarakat ke Mahulu. “Memang sekarang agak sepi pengunjung. Kalau untuk penginapan Mayang Sari, sepekan ini masih tutup sementara. Mengikuti anjuran pemerintah. Kalau sudah agak reda COVID-19 pekan depan akan dibuka kembali,” jelas Riki, anak dari pemilik Penginapan Mayang Sari. (Imy/sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: