Siasat Genjot PAD Mahulu dan Kukar

Siasat Genjot PAD Mahulu dan Kukar

Mahulu, nomorsatukaltim.com – Seluruh pemerintah daerah di Kaltim tahun ini harus pintar melihat celah. Pengalaman buruk tahun 2020. Di mana Pendapatan Asli Daerah (PAD) tergerus parah karena kejadian tak terduga; pandemi COVID-19. Tak boleh terulang lagi.

Para bupati dan wali kota di akhir tahun nanti harusnya tidak terlalu mengeluhkan pandemi ini. Karena berbeda dengan tahun lalu yang wabahnya datang tiba-tiba. Lalu merusak banyak rencana. Tahun ini, pandemi sudah mempengaruhi perencanaan sejak penyusunan APBD.

Tinggal bagaimana pemda mau berusaha atau tidak. Mau aktif atau pasif. Agresif atau hanya ingin mengeluh.

Ancang-ancang itu sudah dilakukan oleh Pemkab Mahulu. Potensi pendapatan yang akan mereka genjot tahun ini akan sedikit berbeda ketimbang tahun lalu.

Dalam perkembangan kabupaten termuda di Kaltim yang kini sudah berusia 7 tahun itu. Sebenarnya sejak 2018 lalu sudah bagus peningkatan pendapatannya. Potensi-potensi pendapatan mulai terpetakan dengan baik. Lalu meingkat lagi pada tahun berikutnya. Tahun 2020 sebenarnya Mahulu cukup optimis untuk kembali mendapat peningkatan. Sayang virus corona membuyarkan prediksi itu.

Mahulu sendiri banyak mendapat pemasukan dari 2 sektor. Yakni pajak dan retribusi daerah. Sektor pajak berasal dari hotel, rumah makan, reklame, penerangan jalan, sarang wallet, mineral bukan logam dan batuan, serta pajak bumi dan bangunan.

“Termasuk BPHTB. Pada 2020 pendapatan pajak daerah Mahulu sebesar Rp 4,8 miliar,” jelas Sekretaris Bapenda Mahulu, Lusiana Hiroh.

Sementara dari retribusi daerah yang mencakup pelayanan kesehatan, pengendalian menara telekomunikasi, pelayanan kepelabuhan, serta Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Mahulu tahun lalu mendapat Rp 896 juta.

Di luar dua sektor itu. Mahulu juga mendapat pemasukan lain dari denda pajak dan retribusi sebesar Rp 369 juta di periode yang sama.

Angka-angka di atas diakuinya sebenarnya masih jauh panggang dari api. Masih terdapat banyak kendala di Mahulu. Seperti tingkat kepatuhan wajib pajak yang rendah. Teknologi beserta SDM yang belum memadai. Diperparah lagi dengan pandemi.

Maka tahun ini Bapenda Mahulu akan banyak membenahi apa-apa yang masih jadi penghalang itu. Mulai dari peningkatan SDM, pemutakhiran sistem pajak, sampai sosialisasi yang intens pada wajib pajak.

Lalu untuk proyeksi pendapatan tahun ini. Bapenda Mahulu kembali membuat peta pendapatan baru. Menyusun skala prioritas. Agar energi mereka tidak habis di sektor yang sebenarnya akan macet karena pandemi.

“Potensi besar yang akan kami genjot adalah sektor IMB. Karena Mahulu merupakan daerah yang baru mulai berkembang, sehingga sangat banyak pembangunan,” urai Kasubbid Perhitungan Bapenda Mahulu, Syahrie Deraub.

Skala prioritas ini tentu sudah tepat. Melihat gejolak pembangunan di Mahulu yang terus bergerak. Sisanya hanya Bapenda harus memastikan perangkat timnya bekerja dengan baik di lapangan. Termasuk memiliki komunikasi yang baik dengan dinas rekanan.

*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: