Mengenal Triathlon, Cabor Gabungan 3 Olahraga
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Makin ke sini, dunia olahraga makin berkembang dan menciptakan hal-hal baru. Di sepak bola, kita mengenal filanesia. Alias filosofi sepak bola Indonesia. Yang dijadikan acuan pendidikan sepak bola dari usia dini hingga menjadi pemain profesional. Sejak tahun 2010. Di era mendiang Alfred Riedl melatih Timnas Indonesia.
Ada juga Indobarian Method. Sebagai olahraga yang menggabungkan 3 unsur. Fisik, mental, dan spiritual. Yang belakangan cukup digandrungi di Balikpapan, Kalimantan Timur. Menjadi pilihan olahraga populer di masa pandemi, selain juga muaythai.
Di Rapat Anggota KONI Kaltim tahun 2020 yang diselenggarakan 25 November lalu. Ada beberapa cabor yang disahkan kepengurusannya. Menjadi olahraga yang masuk dalam pembinaan KONI Kaltim. Salah satu yang menarik adalah cabor triathlon. Menarik karena olahraga ini menggabungkan 3 olahraga yang sudah lebih dulu eksis. Yakni sepeda, renang, dan lari.
Triathlon sendiri di Indonesia baru di sahkan pada 2018 lalu. Bertepatan dengan agenda ASEAN Games, yang mana Indonesai bertindak sebagai tuan rumah. Sementara di Kaltim, cabor itu baru dapat disahkan pada November tahun ini.
Olahraga ini menuntut fisik yang prima. Itu syarat mutlaknya. Karena bahkan jika ketiga olahraga itu dijalankan masing-masing. Lari, renang, dan sepeda sudah membutuhkan fisik yang kuat. Sedangkan triathlon ini menggabungkan ketiganya sekaligus. Terbayang kan beratnya tantangan di cabor ini?
Dalam masa persiapan. Atlet triathlon harus pula melatih pernapasan, kelenturan, dan ketangkasan. Di triathlon, ada beberapa nomor tanding. Seperti duathlon, yakni olahraga yang menggabungkan sepeda dan lari. Ada aquathlon, kombinasi berenang dan lari. Dan triathlon sendiri, yang menggabungkan ketiga olahraga di atas.
Dengan sudah eksis di Kaltim dan diakui sebagai cabor prestasi. Triathlon tentu memiliki tantangan yang tak mudah. Yakni bagaimana cabor ini diminati banyak orang. Itu dulu. Sebelum bicara prestasi dan raihan medali.
Ketua Pengkot Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Samarinda, Sayid Idrus. Saat berbincang secara khusus pada Nomor Satu Kaltim menuturkan. Jalan panjang menjadikan triathlon populer di Kaltim sedang dirintis. Diawali dengan gelaran kejuaraan. Yang diharapkan bisa menarik minat banyak orang untuk bergabung. Atau setidaknya mengamati olahraga ini.
Awal tahun 2021 nanti. Kejuaraan level provinsi akan digelar. Kukar akan menjadi tuan rumahnya. Samarinda sendiri akan menurunkan 6 atlet di kejuaraan itu.
"Agenda terdekat persiapan kejurda, yang insya Allh akan kami laksanakan di Kukar, awal tahunlah. Rencana di bulan Januari atau Februari. Mohon dukungannya," kata Sayid.
Sebagai cabor baru. Tentu langkah triathlon masih harus tertatih-tatih. Semisal ketersediaan venue latihan yang belum terpadu. Antara latihan renang, sepeda, dan lari belum bisa dilakukan di satu tempat. Selain itu, aset alat latihan pun belum banyak. Hingga masih bergantung pada alat pribadi masing-masing atlet dulu untuk sementara waktu.
“Latihan selama ini masih dengan bersepada dan lari, dengan fasilitas milik pribadi. Kalau renang sering kami lakukan latihan di kolam renang GOR Segiri, juga masih dengan biaya sendiri. Masing-masing atlet memiliki standar kilometer dalam bersepeda dan lari,” lanjutnya.
Di Kaltim sendiri sudah ada 7 pengurus kota di level kota/kabupaten. Minus Kabupaten Mahulu, Kubar, dan Kota Balikpapan.
Soal prestasi memang belum banyak. Tapi bukan berarti tak ada. Pada seleksi nasional pada 2018 lalu. Kaltim meloloskan satu atlet. Yang kebetulan berasal dari Samarinda. Atas nama Chika Naura Sasika.
“Kita sudah pernah meloloskan satu atlet asal Samarinda, masuk ke kejurnas kala itu. Ida lolos sebagai juara 1 kelas women junior. Cuma karena usia belum mencukupi. Maka dia hanya duduk sebagai pemain cadangan,” pungkasnya. (frd/ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: