Pasar Saham Pekan Ini Berpeluang Menguat
Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Pada pekan ini diperkirakan pasar saham berpeluang konsolidasi menguat. Dengan support di level 6,000 sampai 5,853. Serta resistance di level 6,104 sampai 6,195.
Menurut Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, beberapa sentimen akan memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan terakhir Desember 2020. Baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pertama, di tengah penantian dan harapan stimulus fiskal AS ada kabar Presiden Donald Trump mengecam Rancangan Undang-Undang (RUU) stimulus ekonomi yang telah disetujui kongres pada minggu ini. Sebelumnya, Trump memveto RUU pertahanan setelah ia menyebut paket bantuan virus corona senilai USD 900 miliar yang disahkan kongres sebagai "aib" yang tidak pantas karena hanya menyediakan cek USD 600, bukan USD 2.000. Trump telah mengancam tidak akan menandatangani undang-undang tersebut bila tidak ada peningkatan. Langkah Trump ini berlawanaan dengan anggota kongres Partai Republik. Yang ingin agar Amerika Serikat tidak menambah utang untuk membayar cek lebih besar. “Pemerintah Federal diperkirakan akan kehabisan dana pada Senin malam nanti,” ulas Hans. Sentimen kedua. Perselisihan Trump dan Partai Republik sudah ada sejak klaim tidak berdasar Trump. Yakni bahwa ada pencurian dana waktu pemulihan presiden. Trump juga menginginkan anggota Partai Republik menolak hasil pemilu. Tetapi hal ini ditolak oleh Senat Republik. Karena posisi Trump yang mendukung, maka Partai Demokrat memanfaatkan hal tersebut untuk menjadwalkan pemungutan suara pada Senin (28/12) untuk menambah cek USD 2,000. “Pelaku pasar nampak tidak terlalu khawatir Trump memvetor RUU Stimulus karena telah disahkan oleh DPR dan Senat AS dan mayoritas mereka menantang langkah veto. Bila Trump berhasil memveto legislatif, maka Biden akan segera menjadi presiden dalam 25 hari dan dapat menandatangi RUU stimulus tersebut,” kata Hans Kwee melalui pesan singkatnya, Minggu (27/12/2020). Sentimen ketiga. Kabar baik datang dari Inggris dan Uni Eropa. Yang dikabarkan berada di titik puncak untuk mencapai kesepakatan perdagangan pasca-Brexit. Kesepakatan ini terjadi setelah berbulan-bulan terjadi perselisihan politik atas sejumlah poin penting seperti perikanan. Inggris dan Uni Eropa akhirnya menyetujui pengaturan perdagangan pasca-Brexit. Ini terjadi setelah lebih dari empat tahun Inggris memilih untuk meninggalkan blok tersebut. Hal ini berhasil menghindari skenario tanpa kesepakatan yang berpotensi jadi bencana ekonomi. Setelah 47 tahun bergabung dengan Uni Eropa, Inggris secara resmi meninggalkan blok ini. Inggris menjadi negara pertama yang meninggalkan Uni Eropa. Inggris setuju untuk mengikuti aturan Eropa hingga akhir 2020. Sehingga dapat menegosiasikan kondisi perdagangan yang lebih bersahabat dengan 27 negara lainnya. Kabar kesepakatan menjadi sentimen positif bagi pasar. Keempat. Awal pekan lalu pasar saham berada di bawah tekanan jual akibat kekhawatiran atas mutasi COVID-19 yang dapat menyebar cepat. Varian baru ini pertama kali diidentifikasi di Inggris. Dan telah memaksa pemerintah Inggris untuk menutup London dan bagian lain Inggris tenggara. Serta melarang acara pertemuan keluarga selama liburan Natal. Varian baru COVID-19 tersebut dapat menular lebih cepat dari 70% ketimbang jenis sebelumnya. Varian virus ini ditemukan di Inggris, Italia, Belanda, Belgia, Denmark dan Australia. Ini menyebabkan banyak negara di seluruh dunia untuk menutup perbatasan mereka dengan Inggris. Mengganggu aktivitas perjalanan dan meningkatkan kekhawatiran atas potensi kekurangan pangan ketika batas waktu transisi Brexit semakin dekat. Kelima. Pelaku pasar sempat khawatir bila jenis baru COVID-19 ini menyebakan vaksin tidak efektif. Akibat virus tidak dikenali antibodi yang terbentuk oleh vaksin. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklaim mutasinya tidak lebih bahaya dari virus flu dan sudah diduga ilmuwan WHO. Sars-Cov-2 diperkirakan bermutasi pada tingkat yang jauh lebih lambat daripada influenza. Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengatakan bahwa vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna, yang mendapatkan otorisasi penggunaan darurat Amerika bulan ini, efektif dalam mencegah penyakit dari varian virus tersebut. Hal ini menurunkan kekhawatiran pelaku pasar akan risiko varian baru COVID-19. Kemudian sentimen keenam dari dalam negeri. Dia menilai, reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang dilakukan presiden pekan lalu memberikan dampak positif bagi pasar saham. Tiga nama tergolong sebagai non-partisan, dan tiga lainnya dari partai. Empat nama dianggap sosok yang dekat dengan dunia usaha (pebisnis dan bankir). Sementara perwakilan partai dikenal memilki kinerja positif mendukung dunia usaha dan keberagaman. Reshuffle juga memberikan kepastian stabilitas politik karena menjaga status quo koalisi dengan mempertahankan jatah kursi Gerindra selaku mantan partai oposan. Pergantian menteri diharapkan mampu memaksimalkan kinerja pemerintah yang sedang berjuang menghadapi dampak pandemi COVID-19 yang belum juga berakhir. Sentimen ketujuh. Kabar baik datang dari pernyataan pejabat kesehatan Turki bahwa vaksin COVID-19 eksperimental yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi China, Sinovac efektif 91,25%. Efektivitas vaksin ini adalah hasil awal uji coba tahap akhir di negara tersebut dan menambahkan bahwa vaksin tersebut aman. Ini adalah hasil uji coba acak yang melibatkan 7.371 sukarelawan. Sinovac menunda pengumuman hasil dari uji coba tahap akhir hingga Januari untuk mengonsolidasikan data dari negara lain tempat uji coba berlangsung. Vaksin ini adalah vaksin yang sama yang didatangkan Indonesia beberapa pekan lalu. Biarpun hasil uji coba tahap akhir diperkirakan akan keluar di tengah Januari atau Februari dan masih harus menunggu ijin untuk penggunaan darurat. “Tetapi hasil awal dari uji coba tahap akhir ini menjadi sentimen positif bagi pasar,” ujarnya. Selanjutnya, Hans menambahkan, pudarnya sentimen negatif varian baru COVID-19 dan kekhawatiran Brexit tanpa kesepakatan membuat pasar berpeluang konsolidasi menguat di ujung tahun. “Ditambah harapan Windows Drasing serta risiko stimulus fiskal AS yang relatif kecil membuat pasar berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6,000 sampai 5,853 serta resistance di level 6,104 sampai 6,195,” pungkasnya. (fey/eny)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: