2 RSP Sudah Cukup, Tapi Mahulu Ingin Tingkatkan Statusnya

2 RSP Sudah Cukup, Tapi Mahulu Ingin Tingkatkan Statusnya

Mahulu, nomorsatukaltim.com – Dengan semakin bertambahnya usia Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu). Yang kini sudah menginjak usia ke tujuh tahun. Fasilitas kesehatan tentu makin vital untuk menopang hak hidup sehat warganya. Sayangnya hingga kini, kabupaten dengan 5 kecamatan dan 50 desa itu baru memiliki 2 rumah sakit pratama alias rumah sakit perintis.

Padahal idealnya, dengan luas geografis 15.315 Km2, seminimalnya Mahulu sudah memiliki rumah sakit tipe D atau D umum.

“Dua rumah sakit pratama itu baru dua tahun berdiri. Yaitu Rumah Sakit Pratama Gerbang Sehat Mahulu (RSP-GSM) di Ibu Kota Mahulu, Ujoh Bilang, dan RSP Nawacita Datah Dawai di Kecamatan Long Pahangai,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Mahulu, dr Agustinus Teguh Santoso, Kamis 17 Desember 2020.

Memang, kata Agustinus. Dua rumah sakit pratama itu sudah cukup untuk saat ini. Karena ditopang oleh 5 puskesmas di masing-masing kecamatan. Dan 30 puskesmas pembantu. RSP Nawacita Datah Dawai sendiri bisa melayani masyarakat dari dua kecamatan di wilayah perbatasan. Yakni Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari.

Sedangkan RSP-GSM, mempermudah pelayanan kesehatan masyarakat Kecamatan Long Bagun, Laham, dan Long Hubung. Melihat partisipasi masyarakat pun sudah bagus. Meski tergolong kawasan pelosok. Warga Mahulu sudah melek soal medis. Dengan mereka sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan (Faskes) yang ada tersebut.

“Karena didukung dengan jaminan kesehatan untuk semua masyarakat Mahulu melalui kerja sama dengan BPJS,” tegas Agustinus Teguh Santoso.

Walau mengaku sudah cukup, Agustinus bilang Pemkab Mahulu ke depan akan meningkatkan status dua rumah sakit pratama yang mereka punya. Menjadi rumah sakit tipe D, bahkan menjadi tipe C jika memungkinkan.

Kelemahan rumah sakit perintis adalah tidak bisa menghadirkan dokter spesialis. Maka sampai saat ini belum ada dokter spesialis yang membuka praktik di Mahulu. Hanya mengandalkan dokter umum yang tentu dituntut untuk bisa mengatasi lebih banyak keluhan penyakit.

Sembari mengupayakan itu, pemkab juga sudah membuka program beasiswa dokter. Hal itu dilakukan untuk mengurai potensi sulitnya mendatangkan dokter spesialis ke kawasan perbatasan seperti Mahulu.

“Bahkan ditingkatkan untuk beasiswa pendidikan dokter spesialis. Menggunakan APBD Mahulu unuk mencetak tenaga dokter spesialis dengan beasiswa ikatan dinas,” tandasnya.

Di luar itu semua. Pantauan langsung Disway Kaltim di lapangan. Belum ada rumah sakit atau klinik swasta yang berdiri. Bahkan di kawasan ramai penduduk seperti Ujoh Bilang dan Long Bagun saja, jumlah apotek swasta masih sedikit. (imy/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: