Tak Banyak Kasus Sepanjang 2020, Kutim Tetap Siaga Karhutla

Tak Banyak Kasus Sepanjang 2020, Kutim Tetap Siaga Karhutla

Kutim, nomorsatukaltim.com – Bencana yang kerap terjadi di Kutai Timur (Kutim) memang cukup banyak. Tetapi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) menjadi jenis bencana yang paling diwaspadai. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim harus mengambil langkah strategis untuk menangani Karhutla.

Mulai dari menyiapkan konsep dasar penanganan secara umum. Hingga perlengkapan teknis di lapangan pun tak ketinggalan. Termasuk juga meningkatkan kapasitas relawan hingga menggalang kekuatan dari berbagai sektor juga diupayakan.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kutim, Awang Ari Jusnata mengatakan, pihaknya memang memberi perhatian khusus pada bencana Karhutla. Bukan meremehkan bencana lainnya, tetapi karena Karhutla paling sering terjadi di Kutim.

“Agar penanganan bisa cepat dengan wilayah yang luas. Kami harus ambil beberapa langkah,” ucap Ari.

Saat ini pihaknya telah menyiapkan posko di tiap kecamatan sebagai sentra informasi. Selain itu, posko tersebut juga dibekali berbagai peralatan pemadaman api di hutan. Relawan yang mengisi posko juga sudah dibentuk dan dilatih dasar penanganan karhutla.

“Kami siapkan motor patroli, tandon portabel, mesin sedot gendong dan beberapa selang,” ungkapnya.

Pada 2019 silam, diakuinya masih banyak titik api yang lepas penanganan. Seperti di Kecamatan Muara Ancalong yang berbatasan dengan Kecamatan Kembang Janggut, Kutai Kartanegara. Karhutla yang terjadii di kecamatan tersebut bahkan mencapai 192 titik.

“Beruntung tahun ini jauh menurun. Karena memang kami lebih siap. Jadi tidak terjadi dengan skala luas,” bebernya.

BPBD Kutim juga sudah memetakan, kecamatan mana saja yang rawan terjadi Karhutla. Berdasarkan lokasi yang sulit dijangkau, Kecamatan Muara Ancalong, Karangan dan Sandaran yang paling rawan. Kemudian ada pula Kecamatan Kaliorang yang kadang api bisa merembet hingga ke Sangkulirang. “Jadi di sana api kerap terjadi dengan skala besar,” ungkapnya.

Maka BPBD perlu untuk menambah kekuatan dalam penanganan Karhutla ini. Perusahaan, TNI dan Polri, Tagana hingga Manggala Agni selalu diajak berkoordinasi.

“Perusahaan biasa punya tim rescue. Babinsa dan Babinkamtibmas juga kerap memberi informasi. Semua kami rangkul agar kekuatan lebih besar,” katanya.

Kutim memang kerap disibukkan dengan pemadaman karhutla. Bahkan minimnya petugas dan fasilitas kerap dibuat kelimpungan karena hotspot yang cukup banyak. Memang tahun ini bisa dibilang tak ada kebakaran hutan dengan skala luas. Tetapi BPBD tak ingin kelimpungan lagi jika terjadi kembali seperti tahun-tahun sebelumnya. “Kami akan lebih siap dan waspada tahun berikutnya,” tandasnya. (bct/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: