Tren Bisnis Pergudangan Kian Menanjak

Tren Bisnis Pergudangan Kian Menanjak

Kawasan pergudangan milik PT MPM di Jalan MT Haryono. (Darul Asmawan/ DiswayKaltim.com). ===========  

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Bisnis jasa pergudangan mulai menggeliat lagi. Kendati sempat terseok-seok akibat melemahnya harga batu bara dan migas. Sejak tahun 2012. Namun, kini perlahan trend-nya mulai menanjak.

Peningkatan itu dimulai pada tahun 2018. Hadirnya mega proyek Refinery Development Master Plan (RDMP). Pengembangan kilang unit pengolahan minyak Pertamina di Balikpapan. Proyek itu memberi andil besar, terhadap pertumbuhan sektor bisnis.

Direktur PT Mulia Perdana Mupeco (MPM) Jeff Mulia Sidabutar mengakui, mulai ada angin segar dalam bisnis yang digelutinya. Sejak tahun lalu.

Mupeco punya sepuluh unit gudang. Berada di Jalan MT Haryono, Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan. Hingga kini, sembilan dari sepuluh unit gudang Mupeco telah disewa oleh berbagai perusahaan. Untuk keperluan workshop maupun penyimpanan barang.

Diantara yang menyewa itu, ialah PT Pertamina RU V Balikpapan, PT Indokomas Buana Perkasa, PT Tira Austenite.Tbk dan PT JNE Balikpapan.

Menurut Jeff, perusahaan yang dipimpinnya, meneruskan jejak sang ayah. Mulai membangun kawasan pergudangan sejak tahun 2000.

"Saat masih di pegang (dipimpin) orangtua saya, perusahaan ini bergerak di bidang suplier plat baja. Lalu mulai membangun kawasan pergudangan. Sebelum adanya peraturan daerah yang melarang pembangunan kawasan pergudangan di tengah kota," tutur Jeff. Selasa, (10/9/2019).

Tiga tahun yang lalu prospek bisnis itu, masih cenderung sepi. Beruntung, proyek RDMP melibatkan banyak vendor atau suplier pengadaan barang dan jasa. Gudang-gudang itu, disewa banyak perusahaan.

"Saya mulai mengurus perusahaan ini tahun 2007, saat itu kondisi pasar relatif stabil. Namun sejak tahun 2013 hingga 2017 pasar pergudangan menurun dan sepi peminat. Karena kondisi perekonomian saat itu yang tidak stabil," jelasnya.

Selain penyewaan gudang, PT MPM juga  memiliki unit bisnis lain. Yaitu bidang fabrikasi dan manpower supply. “Ya, perusahaan kami juga bergerak di bidang fabrikasi untuk konstruksi sipil dan suplai tenaga kerja untuk jasa service," ujar Jeff.

Produk barang dan jasa itu, dipasarkan kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang migas, tambang batu bara dan forestry yang ada di Kaltim.

Gudang atau workshop perusahaan itu berada di Kawasan Industri Kariangau (KIK). Kilometer 13, Balikpapan Utara. Mupeco juga memiliki lahan kosong seluas 120 hektare di KIK. Dikelola untuk disewakan kepada perusahaan yang memerlukannya.

Dari tiga unit bisnis itu, Mupeco mampu meraup omzet antara Rp 10 sampai Rp 15 miliar rupiah per tahun. Angka itu jauh diatas target, yaitu Rp 7 miliar per tahun.

Pemasukan terbesar dari bidang pergudangan. Besaran sewa per unit gudang sebesar Rp 350 juta per tahun. Jangka waktu penyewaan minimal dua tahun.

"Itu capaian tahun 2018 cukup signifikan kenaikannya dibanding tahun sebelumnya. Sementara targetnya sudah ditetapkan sejak 2016, dan akan kita tingkatkan lagi kedepannya,"  imbuh Jeff.

Saat disinggung peluang terkait pemindahan ibu kota negara (IKN) Ke Kaltim, Jeff mengungkapkan bahwa ingin fokus pada penyewaan lahan milik perusahaannya di KIK.

"Pemindahan IKN akan berdampak pada peningkatan kapasitas ekonomi Kaltim. Tentu itu bagus untuk sektor bisnis kami. Apalagi Balikpapan pasti akan bertumbuh pesat terutama di sektor industri. Karna akan menjadi penyangga IKN," terangnya. (m6/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: