Kasus COVID-19 Naik, Karantina Sepi
SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Jumlah penularan kasus COVID-19 terus melonjak. Di Kalimantan Timur, tambahan kasus rata-rata 100 orang per hari. Anehnya, meski jumlah kasus meningkat, jumlah penerimaan pasien karantina anjlok.
Samarinda, contohnya. Dari total kasus mencapai 5.823 orang. Dengan rata-rata tambahan kasus mencapai 25 orang per hari. Jumlah pasien yang menjalani isolasi di tempat karantina justru mengalami penurunan. Pelaksana Harian Rumah Karantina BPSDM, dr. Resvianur mengatakan, pihaknya, hanya menerima 1 atau 2 pasien per hari. Bahkan kini, hanya tersisa 4 pasien yang dikarantina. Padahal kapasitas ruang disediakan untuk menampung lebih dari 200 pasien. "Memang rata-rata datar bahkan menurun untuk penambahan pasien," ungkap Resvianur, Selasa (1/12/2020). Sejak dibuka sejak awal November lalu, asrama BPSDM telah menampung 38 pasien COVID-19 dengan gejala ringan. Untuk menjalani masa karantina selama 14 hari. Diakui Resvianur masyarakat memang cenderung memilih melakukan isolasi mandiri di rumah. Ketimbang di tempat karantina. Apalagi, kebijakan dari pemerintah pusat sendiri memperbolehkan hal itu. "Kementerian Kesehatan masih mengatakan isolasi mandiri itu memungkinkan. Selama masih seperti itu, ya tempat karantina menjadi opsi kedua," imbuhnya. Senada, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi (Diskesprov) Kaltim, dr. Soeharsono menyebut, peningkatan jumlah kasus konfirmasi positif tidak sebanding dengan jumlah pasien yang menjalani perawatan di tempat karantina. Hal ini disebabkan, belum adanya regulasi yang mewajibkan pasien menjalani isolasi di tempat karantina yang disediakan pemerintah. Walau pun, wacana terkait kewajiban isolasi di tempat karantina itu, sudah pernah disampaikan pemerintah pusat. Baik presiden, mau pun tim satgas nasional. "Tapi sampai sekarang regulasinya belum ada. Sehingga kami tidak bisa memaksa masyarakat untuk tidak boleh isolasi mandiri di rumah," ujar Soeharsono. Ia mengakui, masyarakat belum memiliki kesadaran untuk melakukan isolasi di tempat karantina. Mereka, cenderung lebih memilih isolasi mandiri di rumah. Meskipun berisiko menularkan virus pada anggota keluarga lainnya. Ia pun berharap, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan pasien positif COVID-19 untuk melakukan isolasi di tempat karantina. Agar dapat menekan laju penyebaran virus. Terutama pada klaster keluarga. "Kami menunggu kebijakan pusat. Untuk mengubah pedoman yang membolehkan isolasi mandiri di rumah. Untuk isolasi di tempat karantina," ucapnya. (krv/yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: