Balikpapan Raja Bola Tangan, 12 Atletnya Masuk Timnas
Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Tak bisa dipungkiri, olahraga nomor satu di dunia atau pun Indonesia masih sepak bola. Rasa-rasanya, hampir setiap anak yang bercita-cita jadi atlet. Sepak bola adalah impian terbesar mereka. Di Kaltim, nama-sama seperti Sultan Samma, Lerby Eliandry, Abdul Rachman yang pernah membela Timnas Indonesia semakin menyemai mimpi itu.
Belum lagi dua legenda sepak bola terbesar asal Kaltim. Bima Sakti dan Ponaryo Astaman. Kiprah keduanya di sepak bola tak ada yang bisa meragukan. Pencapaian dan prestasinya, sulit ditandingi sampai saat ini. Paling tidak nama-nama di atas, bersama pemain hebat asal Bumi Etam lainnya. Menjadi pertanda bahwa Kaltim juga bisa memberi sumbangsih pada negara di sepak bola.
Cabor terpopuler di Indonesia setelah sepak bola ya apalagi kalau bukan bulu tangkis. Lewat olahraga pukul-pukul kok inilah Indonesia harum namanya di ajang olahraga internasional. Tapi seiring waktu. Cabor-cabor lain mulai dilirik. Tak populet tak apa. Asal menjanjikan prestasi di jalur yang lebih cepat.
Di Balikpapan, cabor prestasi yang geliatnya sangat besar adalah handball alias bola tangan. Sejak dimulainya bola tangan di Balikpapan pada 2014 lalu. Beberapa tahun terakhir, Kota Minyak terus konsisten mengutus atlet terbaiknya untuk membela timnas di berbagai ajang internasional. Sudah 12 atlet asal Balikpapan yang pernah mengecap caps timnas. Sekaligus penegasan bahwa Balikpapan adalah pusat kekuatan bola tangan di Kaltim.
Beragam kejuaraan mulai dari kejuaraan International Handball Federation (IHF), hingga SEA Games pasti ada atlet Kota Minyak di situ. Bola tangan sendiri diperkenalkan di Kota Balikpapan oleh (alm) Slamet Sungkono dan Dwichandra Hariwibowo.
"Mei 2014 terbit SK dari Pengprov ABTI Kaltim, kemudian pada 27 September 2014 hari pertama latihan handball di Balikpapan," kata Chandra yang juga Sekum Pengkot Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Balikpapan.
Sejak saat itulah bola tangan Balikpapan mulai bergerilya. Mencari bibit atlet. Awalnya sulit, karena memang masih banyak orang berpikir bola tangan itu apa, sih?
Tapi keuletan guru-guru olahraga di Balikpapan yang turut mensosialisasikan cabor ini di sekolah-sekolah berbuah manis. Terutama SMA N 3 Balikpapan. Sekolah ini yang paling banyak mencetak atlet nasional. Malah sudah ikut serta sejak Porprov Kaltim 2014 di Samarinda. Dan langsung menyabet medali.
"September 2014 ikut Kejurprov pertama atlet berasal dari SMA 3 BPP dan berhasil meraih juara 3 putra putri. Untuk multi event pertama Porprov 2014 dan meraih medali emas putri," tambah Candra.
Kini bola tangan mulai dikenal. Tak lain karena berhasil mengorbitkan atlet sampai ke timnas. Bagus Tirta Prakoso misalnya. Alumnus SMA Negeri 3 Balikpapan itu baru saja merasakan bagaimana atmosfer SEA Games 2019. Dia pun tak menyangka masuk dalam skuat bola tangan Indonesia yang berlangsung di Filipina 30 November 2019 lalu. Senang bukan main Bagus ketika dapat panggilan dari timnas. Kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil yang membanggakan kedua orang tuanya.
"Awalnya diambil 16 besar seluruh Indonesia. Dari ratusan yang seleksi. Dipotong jadi 10, waktu itu tidak masuk. Terus dipanggil lagi waktu mereka try out dari China," kenang Bagus.
Sayang Tim Merah Putih kalah pada perebutan juara ketiga dengan tuan rumah di kategori pantai. Tim Indonesia kalah lewat adu penalti. Bagus juga salah satu pemain yang gagal mengeksekusi penalti. Wajar saja, itu merupakan pertama kalinya mentas di level internasional. Demam panggung pasti menghantuinya.
Mundur setahun sebelumnya, Kaltim bahkan mendominasi skuat Tim Merah Putih. Ketika berstatus sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Skuat bola tangan Indonesia diperkuat tujuh atlet asal Kaltim. Salah satunya Muhammad Arya. Pria asal Balikpapan itu dua kali dapat panggilan timnas. Sebelum Asian Games, Arya tampil pada ajang youth handball gelaran International Handball Federation.
Sayang mahasiswa Unmul itu tak berhasil mengantarkan Indonesia meraih medali. Tapi bagi Arya, sangat berhasrat bisa kembali membela Indonesia. "Impian pasti perkuat timnas bisa bawa juara setidaknya emas lah di SEA Games," ujar mahasiswa jurusan hukum tersebut.
Arya sendiri sudah sangat bersyukur bisa ambil bagian di SEA Games. Bisa menjadi atlet memang bukan tujuan utama. Melainkan menjadikan pengalaman saja. Lantaran Arya bercita-cita jadi polisi. Uang saku dari memperkuat timnas dia kumpulkan untuk orang tua dan rencana cita-citanya tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: