Kasus HIV/AIDS PPU Terus Meningkat 3 Tahun Terakhir

Kasus HIV/AIDS PPU Terus Meningkat 3 Tahun Terakhir

PPU, nomorsatukaltim.com – Kabupaten Penajam Paser Utara tahun ini tak hanya harus berkutat dengan pandemi COVID-19 saja. Belakangan diketahui jika jumlah kasus malaria juga meningkat. Masuk zona merah. Menyusul lagi kasus Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome alias HIV/AIDS. Yang ternyata kasusnya juga masih tinggi di PPU.

Dalam tiga tahun terakhir, Dinas Kesehatan (Diskes) PPU mencatat ada 103 orang yang terjangkit HIV/AIDS. Angka itu baru dari Januari hingga Agustus 2020. Beberapa di antaranya ada yang sampai meninggal dunia.

"Tahun ini petugas pengelola program HIV/AIDS telah mencatat ada 10 ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) di PPU," ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Diskes PPU, dr Eka Wardhana, Selasa (24/11/2020).

Sebanyak 63 kasus HIV/AIDS terdeteksi pada 2018. Saat itu ada tujuh ODHA meninggal dunia. Pada 2019 ditemukan 30 kasus HIV/AIDS. Enam di antaranya meninggal dunia. Dan tahun ini ada dua yang meninggal.

Tapi jumlah 103 kasus itu, diperkirakan bukanlah jumlah total pengidap. Karena memang tak mudah mendeteksi penderita. Selain kurangnya keterbukaan penderita, juga harus melalui rangkaian tes terlebih dahulu.

Ya, seperti fenomena gunung es. Bagian yang terlihat hanya sebagian kecilnya saja. Lebih banyak yang tak bisa dijangkau oleh mata.

Untuk melakukan tracing pun sulit. Karena tak ada kategori khusus untuk dicurigai apakah seseorang merupakan ODHA atau bukan. Profesi penderita pun beragam. Sejauh ini, masih didominasi pekerja swasta. Ada pula dua orang ASN yang turut menjadi ODHA.

Yang bisa dilakukan secara efektif ialah pencegahan. Seperti yang selalu Diskes giatkan. Rutin melakukan pemeriksaan dan konseling serta tes HIV. Terutama pada ibu hamil yang memilik faktor risiko sebagai pengguna jarum suntik.

"Kolaborasi yang biasa kami lakukan. Bekerja sama dengan lembaga lain seperti LSM (lembaga swadaya masyarakat), serta perkumpulan penanganan dan penanggulangan HIV/AIDS," kata Eka.

Ada pun untuk tahun 2020 ini penanganan terhadap penderita HIV/AIDS bisa dilakukan di RSUD Ratu Aji Putri Botung PPU. Tak lagi seperti tahun sebelumnya. Yang perawatannya harus di RSUD Kanudjoso Kota Balikpapan.

Untuk diketahui, penularan HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai cara. Di antaranya hubungan seks. Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (anal).

Meskipun sangat jarang, HIV dapat menular melalui seks oral. Akan tetapi, penularan lewat seks oral hanya terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut penderita. Misalnya gusi berdarah atau sariawan.

Selain itu berbagi jarum suntik dengan penderita HIV juga penyebabnya. Misalnya menggunakan jarum suntik bersama saat membuat tato, atau saat menggunakan NAPZA suntik.

"Yang pasti, untuk menghindarinya adalah dengan hidup sehat dan berperilaku sehat," tutupnya. (rsy/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: