Listrik Hanya 6 Jam Sehari, Desa Sebelimbingan Diupayakan Nikmati Listrik PLN

Listrik Hanya 6 Jam Sehari, Desa Sebelimbingan Diupayakan Nikmati Listrik PLN

Selama bertahun-tahun, Desa Sebelimbingan hanya menikmati listrik 6 jam sehari.

Kukar, nomorsatukaltim.com – Agak ironi memang. Kutai Kartanegara yang gudangnya batu bara. Salah satu bahan baku listrik. Tapi masih banyak warganya yang belum menikmati fasilitas listrik layak. Faktor geografis jelas jadi salah satu kendala. Dengan luasan wilayah yang sangat luas. Jarak 1 kecamatan ke kecamatan lain. Satu desa dengan desa lain. Sangat jauh sekali.

Desa Sebelimbingan, Kecamatan Kota Bangun adalah salah satu desa yang belum merasakan fasilitas listrik dari negara. Desa yang dihuni 180 Kepala Keluarga itu harus berswadaya untuk mendapat aliran listrik.

Desa tersebut membeli sebuah genset 100 kVA. Dioperasikan hanya pada jam 6 sore sampai jam 12 malam setiap harinya. Ya, hanya 6 saja mereka menikmati listrik. Itu pun biaya solarnya sudah menghabiskan ratusan juta rupiah. Yang dananya diambil dari Dana Desa.

Karena porsi Dana Desa sudah terserap besar ke pemenuhan kebutuhan listrik yang tidak full day juga itu. Maka anggaran dari pusat itu belum bisa digunakan untuk hal-hal lain yang juga produktif dan urgent.

"ADD itu (banyak) terkuras di situ," keluh Kepala Desa Sebelimbingan Syaukani.

Tentu ini menjadi perhatian bersama Pemda dan DPRD Kukar. Anggota DPRD Kukar Dapil VI Sopan Sopian mengatakan. Jika pada tahun 2020 ini sudah dilakukan perencanaan, terkait pembahasan jaringan listrik. Sebelum ada pandemi COVID-19.

Desa Sebelimbingan diupayakan mendapat aliran listrik dari PLN. Caranya dengan memanfaatkan struktur bawah Jembatan Martadipura. Dengan memasang untaian kabel di bawahnya. Dilanjutkan menggunakan tiang listrik ke Desa Sebelimbingan. Sesuai alur badan jembatan.

Meskipun diungkapkan Sopan belum ada kajian dari PLN. Tapi PLN sudah mencoba meminta persetujuan, dan berkoordinasi dengan Dinas PU Kukar.

"Sumbernya (jaringan) dari gardu induk Kota Bangun," ujar Sopan Sopian pada Disway Kaltim.

Sopan mengharapkan dengan adanya langkah ini, mampu mengurangi jumlah anggaran yang terpakai di Dana Desa. Dan bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan produktif lainnya.

Pemerintah desa setempat yang belum merasakan kebutuhan listrik. Diminta agar melaporkan ke pemerintah daerah. Selanjutnya ditembuskan ke PLN.

"Diperjuangkan dapat dialiri dan terjangkau PLN," lanjut Sopan Sopian.

Sedangkan untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik. Bakal diusulkan untuk pembuatan listrik komunal. Yang memanfaatkan sumber dari tenaga matahari (tenaga surya). (mrf/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: