Gegap Gempita Digitalisasi saat Pandemi COVID-19

Gegap Gempita Digitalisasi saat Pandemi COVID-19

Ketika berjualan di media sosial, Karlina mengaku mencatat dan memproses semua pesanan yang masuk sendiri. Termasuk untuk urusan memesan kurir logistik. Begitu beralih ke marketplace, ia tidak perlu mengerjakan semua hal. Karena ada yang bisa dilakukan oleh sistem. Termasuk untuk catatan pesanan yang masuk dan pilihan kurir pengiriman.

“Saya terbantu karena semua bisa dikerjakan dari rumah. Kurir pun bisa langsung pick-up (ambil) barang ke rumah,” jelas dia.

Selain manajemen toko, platform marketplace umumnya juga menawarkan fitur laporan bulanan sampai wawasan mengenai demografi konsumen. Avocadron misalnya, berdasarkan analisis jenis kelamin dan waktu berbelanja, memiliki konsumen mayoritas perempuan yang bekerja.

Hal-hal seperti itu akan membantu pemilik usaha untuk mengembangkan bisnisnya. Misalnya menentukan produk baru yang akan disukai konsumen sampai memberikan promosi. Seperti potongan harga pada waktu-waktu tertentu.

Kisah Karlina hanyalah satu dari banyak kisah sukses pengusaha kecil Indonesia. Yang mampu bertahan di tengah pandemi. Lantaran tertolong dengan adanya ekosistem perdagangan digital di sejumlah platform digital. Sebut saja Tokopedia, Gojek, Lazada, Bukalapak, dan banyak lainnya.

PLATFORM DIGITAL

Merchant Education Senior Lead Tokopedia, Pipit Indrawati berpendapat, pelaku usaha, khususnya UMKM bisa terus berjualan di tengah pandemi ini lewat platform digital.

Peluang yang ditawarkan lewat marketplace antara lain berupa jangkauan yang luas. Hampir di seluruh Indonesia. Banyak pilihan pengiriman dan fitur-fitur untuk mengelola dan mengembangkan toko.

Tokopedia juga berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk pelatihan Digital Entrepreneurship Academy (DEA). Bagian dari program Digital Talent Scholarship. Antara lain untuk strategi berbisnis, pemasaran digital, dan cara membangun citra merk yang kuat.

DEA ini bertujuan memperkenalkan teknologi kepada pelaku UMKM dan mendorong mereka menggunakan platform digital untuk mengoptimalkan bisnis.

Kemekominfo juga menggandeng Gojek untuk program “Digital Talent Scholarship 2020”. Yang bertujuan mempercepat ribuan UMKM go-digital.

Kepala Badan Litbang SDM Kemenkominfo Basuki Yusuf Iskandar mengatakan, kolaborasi ini sejalan dengan prioritas pemerintah. Khususnya Kemenkominfo. Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

“Kami mengapresiasi Gojek yang menjadi mitra Kominfo. Dalam memberikan pelatihan kewirausahaan bagi lebih dari 2.000 pelaku UMKM,” kata Basuki.

Sementara itu, menurut survei dari Katadata Insight Center pada Juni lalu, sekitar 60 persen UMKM di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi memasarkan bisnis mereka di media sosial.

Katadata Insight Center juga membuat indeks kesiapan digital dari responden UMKM. Hasilnya menunjukkan dalam skala 5. Baru 3,6 yang siap masuk ke platform digital. Skor kesiapan digital tertinggi berasal dari kelompok usia di bawah 30 tahun. Yakni 3,72.

DORONGAN PEMERINTAH

Dengan kondisi soal kesiapan digital di atas, jelas bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan untuk mendorong lebih banyak UMKM masuk platform digital dan beradaptasi dengan budaya berjualan online.

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) pun sangat menyadari hal itu dan menyatakan ada empat tahap yang bakal dijalankan sebagai strategi digitalisasi UMKM. Salah satunya peningkatan kapasitas SDM UMKM. Kemenkop UKM memiliki program edukukm.id. Yang merupakan portal pelatihan untuk peningkatan kapasitas SDM. Yang bisa diakses secara daring dan gratis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: