Kader Posyandu Ikuti Seminar Hari Kesehatan Nasional

Kader Posyandu Ikuti Seminar Hari Kesehatan Nasional

Berau, Nomorsatukaltim.com - Kader Posyandu sebanyak 40 orang mengikuti seminar yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Berau. Dengan menerapkan protokol kesehatan.

Seminar memeriahkan Hari Kesehatan Nasional ke-56 dengan tema, risiko kanker pada perokok pasif. Kegiatan dilaksanakan di Balai Mufakat, Kamis (12/11/2020). Tampil sebagai pemateri, dokter spesialis penyakit dalam yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Berau, dr Jusram. Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi yang membuka acara mengaku, tema yang diambil sebagai implementasi Perda No 6 tahun 2014 tentang kawasan bebas rokok. Karena kawasan tanpa rokok belum dilaksanakan dengan baik. “Seharusnya tema tahun ini tentang COVID-19. Tapi belum ada panduan jelas dari Kemenkes. Jadi dipilih yang sesuai dengan kondisi di Kabupaten Berau,” jelasnya, Kamis (12/11). Sasaran kader posyandu dinilai tepat. Sebab perempuan rawan menjadi perokok pasif. Sehingga dengan mengikuti seminar, bisa mengetahui bagaimana bahaya sebagai perokok pasif. "Jadi sudah bisa mengingatkan perokok aktif tentang dampaknya. Contohnya di lingkungan terdekat yaitu keluarga. Perempuan dapat menegur, misalkan ayah atau anak perokok," katanya. Iswahyudi mengungkapkan, kader posyandu berfungsi melindungi dirinya sendiri dan sebagai agen. Jika berada di tempat umum, berharap kader dapat mengingatkan perokok. "Tapi yang bukan kader juga diharapkan berperan," tandasnya. Dalam Perda, kawasan tanpa rokok yang dijelaskan Iswahyudi berada di fasilitas pelayanan kesehatan, tempat kegiatan belajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja serta beberapa tempat umum yang ditetapkan sebagai kawasan tanpa asap rokok. “Meskipun ada peringatan dengan reklame, masih sering dilanggar. Melalui perempuan dan kader harapannya bisa lebih tertib. Apalagi dari sisi kesehatan perempuan yang menjadi perokok pasif bisa terkena dampak juga,” tandasnya. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Berau, Lamlay Sarie menambahkan, hasil seminar ini sebagai tolok ukur kinerja tahun-tahun berikutnya. Seperti anjuran dari Kemenkes untuk menindaklanjuti angka perokok dengan diadakannya fasilitas konseling agar berhenti merokok. Makanya, pihaknya akan lebih gencar melakukan sosialisasi agar penerapan Perda maksimal dan menciptakan lingkungan yang sehat. “Kami akan terus melakukan sosialisasi agar dapat terlaksana dengan baik. Minimal kawasan yang ditentukan sudah dapat dipatuhi. Dan masyarakat mengetahui adanya Perda dan tujuannya,” tandasnya. Sementara dr Jusram menjelaskan, potensi perempuan untuk terkena kanker lebih besar dibandingkan laki-laki. Risiko perokok pasif sangat berisiko. "Secara ilmiah 50 senyawa dalam rokok bersifat karsinogen zat yang memicu adanya kanker. Nah, perokok pasif 3 kali lipat berisiko, apalagi jika paparan asap rokok terjadi 4 jam per hari. Ia mengimbau untuk jaga jarak dengan perokok aktif sejauh 2,5-3 meter," ungkapnya. (adv/sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: