Kaltim Punya ‘Seribu’ Potensi

Kaltim Punya ‘Seribu’ Potensi

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Pertambangan dan kelapa sawit memang masih menjadi primadona di Kaltim. Namun potensi sektor usaha lain juga banyak di Bumi Mulawarman. Menurut Bakri Hadi, ketua Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD Hipmi) Kaltim, sektor lain yang menjadi alternatif usaha ialah, kelautan, pertanian, pajak lalu lintas sungai, dan pariwisata. Bakri Hadi mengatakan, untuk sektor perikanan dan kelautan masih belum digarap dengan maksimal. Padahal, potensi komoditi laut, sangat bisa diandalkan. "Misalnya lobster, ikan tuna, udang, kerapu, tambak, itu masih sangat sedikit disentuh pemerintah untuk dijadikan usaha," katanya saat ditemui, Minggu, (8/11) lalu di Sekretariat Hipmi Kaltim. Tak hanya itu, sektor pertanian di Kaltim juga memiliki lahan yang sangat luas. Bakri mengatakan, untuk sektor pertanian memang bagi kawula muda masih belum terlihat seksi. Atau kurang peminat di kalangan milenial. Namun, beberapa program, seperti menanam padi tanpa air, perlu dijadikan pemicu munculnya minat terhadap sektor pertanian. Potensi lain, terang Bakri lagi, ialah aktivitas lalu lintas di wilayah Sungai Mahakam. Ia mengamati, begitu banyak kapal-kapal baik domestik maupun luar negeri yang melintas. Menurut Bakri itu bisa dijadikan sumber pemasukan lain. Namun sekali lagi, perlu ada regulasi yang jelas untuk mengatur hal tersebut. "Kelautan dan perikanan, itu juga cukup menjanjikan," katanya. Tidak hanya itu, pertanian juga memiliki potensi yang besar. Ini diungkapkan Bakri, pasca dirinya berkeliling di 10 Badan Pengurus Cabang (BPC) HIPMI kabupaten dan kota. Dijelaskan Bakri, pemerintah harus ikut serta dalam hal menjembatani. Caranya dengan memberikan coaching bisnis kepada pelaku usaha kecil. Kemudian permodalan juga perlu diperhatikan. "Kanal-kanal informasi juga perlu disambung lagi sebenarnya," tegasnya. Kemudian pariwisata juga menurut Bakri merupakan hal yang menarik untuk diulas. Karena bisnis tersebut merupakan jenis bisnis yang perlu diperbaharukan.   Gairah suatu tempat wisata memang perlu sentuhan dari investor, pemerintah, dan para pelaku usaha yang memang dirasa cocok untuk mengolah lokasi wisata di Kaltim. Seperti di Berau. "Semua sistem yang dirasa menunjang sektor pariwisata bisa dikembangkan. Pasir Berau itu lebih enak dirasakan dibanding Bali loh," celetuknya. Lebih lanjut, pandemi ini memang dirasa menjadi pembelajaran untuk pengusaha di Kaltim. Sektor usaha yang dianggap sebelah mata, justru dapat bertahan di tengah wabah. Yang dimaksud Bakri ialah UMKM. Bagi Bakri UMKM perlu dukungan lebih. "Dia (UMKM) masih bisa bertahan, ke depan akan kita dorong lagi sektor itu. Kita harus belajar dari pelaku UMKM," lanjutnya. Bakri menuturkan, ke depan akan ada kerja sama dengan salah satu bank BUMN untuk pembinaan UMKM. Tapi hal ini belum bisa dijelaskan secara detail. Mengingat masih dalam proses di HIPMI pusat. "Kita (HIPMI Kaltim) masih belum dilantik, tetapi HIPMI mempunyai jaringan keanggotaan yang luas di 34 provinsi dengan 354 BPP untuk mendukung kegiatan usaha dan perekonomian Indonesia, jadi kita optimis," pungkasnya. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: