Dinkes Kukar Atasi Stunting dengan Makanan Tambahan

Dinkes Kukar Atasi Stunting dengan Makanan Tambahan

Kukar, nomorsatukatim.com - Angka stunting di Kutai Kartanegara (Kukar) tergolong tinggi. Jumlahnya di bawah 20 persen. Sehingga pemerintah berkomitmen untuk mengatasinya melalui kebijakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan 1.000 HPK.

Dalam pemberian PMT itu, pemerintah memfokuskannya pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro pada balita dan ibu hamil. Dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita stunting.

Selain itu, pemenuhan gizi anak sejak dini bahkan sejak dalam kandungan atau disebut 1.000 HPK perlu diperhatikan. Program 1.000 HPK dimulai sejak dari fase kehamilan (270 hari) hingga anak berusia dua tahun (730 hari).

“Kita lakukan intervensi gizi spesifik. Untuk mengatasi terjadinya stunting. Seperti asupan makanan, status gizi ibu, penyakit menukar, dan kesehatan lingkungan,” kata Kasi Peningkatan Gizi Keluarga dan Masyarakat (PGKM) Dinas Kesehatan (Diskes) Kukar, Nurul, Kamis (5/11/2020) pagi.

Dia menjelaskan, konseling menyusui juga sangat penting. Dan dapat dimulai dari bayi berumur nol hingga enam bulan. Agar bayi bisa mendapatkan asi eksklusif.

“Supaya asi eksklusif ini tidak gagal di pertengahan jalan dan bayi bisa mendapatkan asi eksklusif selama dua tahun,” jelasnya.

Selanjutnya, setelah bayi berumur enam bulan, dilakukan promosi dan konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA).

“Berarti bayi tetap diberikan asi. Tetapi diberikan makanan pendamping asi. Sesuai dengan tahapan umurnya. PMBA ini sampai dengan balita,” ujar Nurul.

Nurul juga menyampaikan, dalam kegiatan intervensi gizi spesifik dapat dideteksi melalui posyandu di Kukar.

“Dari situ kita bisa mengetahuinya. Karena ada kegiatan pengukuran fisik seperti lila (lingkaran lengan atas), berat badan, tinggi badan, dan lainnya,” pungkas Nurul. (adv/tor/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: