Layanan Kargo Bandara SAMS Sepinggan Naik 31 Persen

Layanan Kargo Bandara SAMS Sepinggan Naik 31 Persen

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Angkasa Pura I (Persero) mencatat adanya kenaikan. Pada pergerakan lalu lintas kargo melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMSS) Balikpapan.  Tercatat pada tiga bulan terakhir tahun ini pengiriman kargo naik sebesar 23,8%.

Pada Agustus terjadi kenaikan sebesar 10,2 persen, September naik menjadi 26,4 persen dan Oktober 31 persen. Sehingga dalam tiga bulan terakhir mengalami kenaikan sebesar 23,8 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. General Manager Bandara SAMSS Balikpapan Barata Singgih Riwahono mengatakan, kenaikan pengiriman kargo tersebut karena masyarakat memilih untuk melakukan pengiriman barang pada masa pandemi. "Dari pengiriman kargo tersebut barang yang datang lebih besar dibandingkan keluar. Mungkin banyak belanja online ya," kata Barata Singgih Riwahono, (4/11) kemarin. Kenaikan pengiriman juga terlihat pada libur bersama pekan lalu. Libur panjang memang memberikan kontribusi yang cukup besar pada Oktober.  Baik pada kargo maupun jumlah penumpang. "Pertumbuhan positif pada sektor kargo sebanyak 31%," sebutnya. Dari data, sepanjang Oktober melayani 4.749.001 kg pengiriman barang. Dengan rata-rata per hari 153.194 kg. Kemudian pada tahun sebelumnya di periode sama mengangkut 3.622.174 kg. Dengan rata-rata per hari 116.844 kg. Selain pertumbuhan positif pada kargo, libur panjang membukukan kenaikan penumpang sebanyak 38 persen. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya tahun ini di tanggal yang sama. Adapun pergerakan lalu lintas selama libur panjang, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan melayani 435 pesawat udara, dan 42.398 penumpang. Kemudian 735.503 kg kargo, dengan puncak  arus keberangkatan 28 Oktober 2020 dan puncak arus kepulangan 1 November 2020. Serta trafik tertinggi pada 1 November 2020 mencapai 9.526 penumpang. Menurut Barata, kenaikan jumlah penumpang membuktikan kepercayaan masyarakat menggunakan transportasi udara sudah tumbuh. "Maka kami PT Angkasa Pura I selaku pengelola bandara harus menjaga kepercayaan itu dengan melaksanakan protokol kesehatan," tukasnya. Selama libur panjang penumpang didominasi rute penerbangan Jakarta 9.167 penumpang, Surabaya 8.253 penumpang, dan Makassar 5.078 penumpang. Kata dia, ditetapkannya libur panjang ini oleh pemerintah juga berdampak baik bagi bisnis aviasi. "Terbukti adanya kenaikan selama libur panjang," imbuhnya. Barata menambahkan, pengguna jasa Bandara SAMS Sepinggan diberikan kemudahan. Dalam hal melengkapi dokumen kesehatannya sebelum berangkat melalui penyediaan fasilitas layanan rapid test. Yang hasilnya sudah bisa didapatkan 30 menit. Sementara itu, angkutan logistik lintas sektoral baik dari lintas industri maupun moda lintas moda angkutannya mengalami penurunan hingga 60 persen. Penurunan terjadi selama masa pandemi COVID-19. Hal itu berdasarkan data yang dipaparkan Organda. Dampak yang dirasakan logistik di antaranya beberapa pemain logistik bisa bertahan dengan melihat sektor yang dilayani. Selanjutnya pangsa pasar pun mengecil akibat pelemahan daya beli masyarakat. Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Angkutan Multimoda Organda Ivan Kamadjaja dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Bisnis Indonesia. Yang mengangkat tema Dampak Pandemi COVID-19 dan Perubahan Lanskap Industri Logistik Nasional, Selasa (3/11) lalu. Ia menyebut, selama masa pandemi ada peningkatan pada aktivitas transaksi antara pelaku usaha ke pelanggan (BToC) dan pelanggan ke pelanggan (CToC). Meski belum mampu menutupi penurunan dari anjloknya transaksi bisnis ke bisnis (BtoB). "Beberapa pemain logistik bisa lebih bertahan, tapi bergantung sektor yang dilayani," ucapnya. Dia menilai, ada peningkatan pasar pada jenis barang tertentu. Seperti produk fast moving consumer goods (FMCG), kesehatan dan makanan. Sedangkan pertuumbuhan permintaan logistik dari sektor dagang elektronik terbatas. "Itu karena turunnya daya beli dan barang yang permintaannya berjalan hanya jenis barang tertentu," terangnya. Selain itu, dari data yang dipaparkan. Bahwa kenaikan permintaan pada aktivitas transaksi bisnis ke pelanggan dan pelanggan ke pelanggan masih lebih rendah. Dibanding dengan penurunan yang terjadi dari transaksi antarbisnis (B2B). Sehingga, pelaku logistik tetap mengalami penurunan transaksi dan pendapatan. "Melihat kondisi itu. Maka kami perlu bantuan pemerintah untuk mendorong pergerakan ekonomi dan pelaku usaha logistik," ujarnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: