ASN Harus Berinovasi

ASN Harus Berinovasi

TARAKAN, DISWAY – Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kaltara Teguh Setyabudi mengharapkan ASN, baik di lingkup Pemprov Kaltara maupun kabupaten/kota, terus berinovasi. Utamanya yang berkaitan dengan pelayanan publik.

Itu disampaikan Teguh saat membuka, sekaligus sebagai narasumber pada acara sosialisasi inovasi pelayanan publik di Tarakan, Rabu (4/11). “Inovasi sangat penting dan sangat diperlukan. Ini juga merupakan bagian dari salah satu tujuan otonomi daerah,” kata Teguh. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang (UU) 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Tujuan utamanya adalah menyejahterakan masyarakat. Korelasinya bagaimana pelayanan kepada masyarakat diwujudkan melalui inovasi. Inovasi, kata Teguh, hal yang sangat dibutuhkan. Tak hanya dalam pelayanan publik. Namun, juga dalam tata kelola pemerintahan daerah. “Saya yakin para ASN di Kaltara punya kemampuan. Tinggal bagaimana praktiknya untuk berinovasi. Sekali lagi, Jangan lewatkan kesempatan ini," ujarnya. Ia juga mengungkapkan, mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 8/2017 tentang Inovasi Daerah, disebutkan bahwa inovasi adalah merupakan bentuk pembaharuan. Baik itu terkait tata kelola pemerintah daerah. Dalam hal ini manajemen pemerintahan daerah, maupun inovasi pelayanan publik. “Kita diberikan keleluasaan untuk berinovasi. Namun, perlu juga diperhatikan, inovasi tetap harus menyesuaikan kewenangannya. Dalam UU No. 23/2014 telah diatur secara detail, apa-apa saja yang menjadi kewenangan pusat, pemprov, maupun pemkab/pemkot. Untuk itu, kita harus paham, jangan sampai inovasi yang dibuat menyalahi kewenangan sesuai undang-undang,” jelasnya. Bagi Kaltara sebagai provinsi baru, Teguh menegaskan, inovasi sangat dibutuhkan. Dari itu, para ASN di Pemprov maupun pemkab/pemkot, agar terus berinovasi. Utamanya dalam pelayanan publik. Dengan harapan masyarakat mendapatkan kemudahan pelayanan. Dan, akhirnya kesejahteraan yang menjadi tujuan utama bisa tercapai. “Perlu dipahami juga, inovasi atau pembaharuan tidak harus secara menyeluruh. Bisa seluruhnya, tapi bisa juga sebagian. Jangan selalu berpikir terlalu kaku bahwa inovasi harus 100 persen original. Inovasi bisa sebagiannya saja. Bisa hanya memodifikasi. Yang terpenting adalah manfaatnya apa, daya ungkitnya apa. Output-nya apa,” urainya. “Lakukan inovasi mulai dari hal-hal kecil di lingkup masing-masing satker (satuan kerja). Yang paling penting, inovasi yang dibuat untuk memudahkan masyarakat. Jangan sebaliknya, justru menyulitkan,” lanjut Teguh. Di sisi lain, Teguh mengingatkan bahwa inovasi tidak akan berjalan jika dalam implementasinya tidak sesuai harapan. “Ada istilah, sebaik-baiknya senjata, tergantung siapa yang memegangnya. Artinya, sebagus apa pun inovasi, yang tak kalah penting orangnya juga harus disiapkan, agar dalam implementasinya berjalan dengan baik,” ujarnya. Dikatakan, sudah cukup banyak inovasi yang dilakukan oleh Pemprov Kaltara. Bahkan, beberapa telah mendapat apresiasi penghargaan dari pemerintah. Seperti inovasi Si Pelandukilat (inovasi pelayanan dokumen kependudukan), juga inovasi pelayanan kesehatan melalui Prolenteraku atau Dokter Terbang. “Ini sangat luar biasa. Kita tunggu inovasi dari instansi lain, juga kita tunggu inovasi-inovasi dari kabupaten/kota,” ujarnya. HMS/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: