35 Driver Ojek Daring Jadi Korban Order Fiktif
SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Dwi Muhammad Soleh (31) sudah tiga tahun ini bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu mal di Samarinda. Dua hari belakangan, Soleh harus mencari penghasilan lebih di luar gaji profesinya tersebut, sebagai driver ojek daring. Hal itu dilakukan guna membiayai pengobatan sang ayah, yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit.
Namun nasib apes harus dialaminya. Di hari kedua bekerja sebagai driver ojek daring, Soleh malah merugi. Hal ini terjadi, usai dirinya menerima pesanan (order) fiktif dari seorang pelanggan, yang mengaku sebagai anggota polisi bernama Wijaya dan bertugas Polsek Samarinda Kota. Peristiwa tak mengenakkan itu dialami Soleh, Minggu (25/10/2020) siang. Soleh tampak mondar-mandir di lorong Polsek Samarinda Kota. Sembari menenteng pesanan pelanggan tersebut. Dari setiap ruangan yang didatanginya, tak ada satu pun polisi yang mengaku telah memesan minuman dan makanan ringan melalui aplikasi ojek daring. Dengan mata berkaca-kaca, Soleh hanya bisa terduduk sambil menghela nafasnya, ketika seorang petugas polisi mengatakan dirinya telah tertipu. Pasalnya di Polsek Samarinda Kota, tak ada satu pun petugas yang bernama Wijaya. Selain itu, Soleh juga tak dapat lagi menghubungi pelanggan tersebut karena diblokir oleh pelaku. Akibat kejadian ini, Soleh pun merugi Rp 200 ribu. Lantaran telah membelikan pesanan pelanggan sesuai di aplikasi ojek daring miliknya. "Tadi saya terima order-an, ngakunya polisi bernama Wijaya, tugasnya di sini (Polsek Samarinda Kota). Minta dibelikan pulsa juga. Hampir Rp 200 ribu modal saya dari utang sama tetangga, ya hilang sudah," ucapnya dengan suara lirih. Soleh hanya bisa pasrah setelah mengalami kerugian akibat pesanan fiktif. Dirinya pun berencana melaporkan kejadian itu ke pihak perusahaan yang menaunginya, untuk kemudian melaporkannya ke kepolisian. "Saya baru dua hari kerja sampingan jadi ojol (ojek online/daring). Buat tambahan biaya bapak lagi dirawat di rumah sakit. Jadi enggak tahu kalau bisa sampai tertipu begini," lanjutnya. Berselang 30 menit kemudian, seorang driver ojek daring lainnya, Dedi (38) juga datang ke Polsek Samarinda Kota. Dia turut menjadi korban penipuan. Kantong plastik yang dijinjingnya pun serupa. Dua air mineral, minuman berenergi, dan sebungkus makanan ringan. Bahkan Dedi telah dua kali membelikan pulsa. Masing-masing senilai Rp 100 ribu. "Ada Rp 200 ribu saya rugi. Padahal ini buat modal keliling. Saya juga baru seminggu jadi ojol. Jadi enggak ngerti kalau ditipu," terang Dedi. Lagi-lagi, nama pelanggan yang menipunya mengaku sebagai anggota polisi, bernama Wijaya yang bertugas di Polsek Samarinda Kota. "Iya ngakunya Wijaya juga. Tadi kata polisi enggak ada nama orang itu di sini. Saya telepon enggak nyambung lagi, diblokir," ucapnya. Sama yang akan dilakukan Soleh, Dedi yang mengaku baru sepekan belakangan menjadi driver ojek daring dengan jaket kuning ini pun rencananya melapor ke kantor perwakilan perusahaannya. "Biar kantor yang mengatasi, kalau gini kita bisa rugi terus. Saya percayanya karena ngaku polisi di sini (Polsek Samarinda Kota). Nanti mau melapor sama orang kantor," tukas Dedi. Usut punya usut, dari informasi yang dihimpun, pesanan fiktif dan penipuan ini sebenarnya bukan pertama kalinya terjadi. Dengan modus dan titik pengantaran serupa, setidaknya sudah ada 35 driver ojek daring berjaket kuning yang tertipu. Hal itu terungkap setelah Soleh dan Dedi yang merupakan driver ojek daring di bawah satu naungan yang sama, mengonfirmasi kejadian itu ke kantor perwakilan mereka di Samarinda. "Sudah 35 orang totalnya kalau digabung sama kita, kata kantor perwakilan," tambah Dedi. Apa yang diungkapkan Dedi ini pun sesuai data yang dimiliki media ini. Kasus penipuan melalui pesanan fiktif juga dialami oleh seorang driver ojek daring berjaket kuning, tepatnya Senin (21/9/2020) lalu. Oknum pelanggan itu diduga orang yang sama. Lantaran mengaku sebagai anggota polisi Polsek Samarinda Kota dengan nama Wijaya. Selain itu, setiap pesanan yang diminta kepada mereka selalu sama. Dengan modus meminta pesanan tambahan berupa pulsa. Setelah korban sadar telah tertipu, pelaku akan langsung memblokir nomor korbannya. Salah satu driver yang menjadi korban sebelumnya itu bernama Rustam (28). Kepada media ini, kala itu Rustam mengaku tertipu dengan oknum pemesan tersebut. Setelah pesanan masuk ke aplikasinya, oknum pelanggan yang mengaku sebagai polisi itu, meminta dibelikan air mineral berukuran besar, minuman kemasan berenergi, serta beberapa makanan ringan. “Saya baru sampai di Taman Samarendah, oknum tersebut meminta dibelikan pulsa Rp 50 ribu, tetapi saya bilang tidak ada konter dekat sini," Ucap Rustam ketika ditemui di Polsek Samarinda Kota di Jalan Bhayangkara, Senin (21/9/2020) lalu. Rustam sempat curiga ketika oknum tersebut tidak mengangkat telepon darinya. “Sampai di Polsek, saya telepon, tetapi nomornya langsung dimatikan, kemudian saya telepon lagi tidak diangkat,” ujar Rustam. Ia juga menambahkan, pesanan tersebut diterimanya ketika melihat foto profil pemesan tersebut berseragam polisi. “Memakai seragam foto profilnya, perawakannya itu tinggi putih. Tetapi, tidak lama fotonya dihapus,” ucapnya menjelaskan ciri-ciri oknum pemesan fiktif. Akibat pesanan fiktif tersebut Rustam hanya bisa pasrah. Ia mengalami kerugian Rp 52 ribu. Namun jumlah uang itu bisa menjadi bekal dirinya sebagai tambahan dana ketika di perjalanan. “Iya walau segitu (Rp 52 ribu), bisa untuk bensin saya. Untung saja ada ibu kantin di Polsek yang mau beli, mengganti kerugian order-annya,” pungkasnya. Dari seluruh korban penipuan itu, tak ada satu pun yang berujung pada pelaporan ke polisi. Lantaran nominal kerugian yang senilai di bawah Rp 2,5 juta. Dedi berharap dengan sudah banyaknya korban dari driver ojek daring dengan seragam yang sama, pihak kantor perwakilan bisa segera melaporkannya ke polisi. "Berharapnya pihak kantor perwakilan bisa menyelesaikan masalah ini dan pelaku bisa ditangkap. Ini sudah banyak ternyata," harap Dedi. (aaa/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: