Bisnis Perhotelan Mulai Bergairah

Bisnis Perhotelan Mulai Bergairah

Roof top Hotel Platinum Balikpapan. (ist) Balikpapan, Disway Kaltim.com – Seperti halnya bisnis lain. Pelaku bisnis perhotelan juga antusias menyambut pemindahan ibu kota negara. Dampak kebijakan itu mulai dirasakan. Jadwal pertemuan, rapat, baik yang terkait langsung maupun tidak telah digelar di Balikpapan. Penasehat Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Balikpapan Soegianto optimistis. Kondisi akan terus membaik tahun depan. “Sejak industri pertambangan menurun. Bisnis perhotelan terkena dampak sangat besar. Karena itu, kami menyambut gembira pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Harapannya okupansi akan meningkat,” ujar direktur Operasional  Hotel Platinum itu, Kamis (29/8/2019). Selama ini, kata Soegianto, hanya hotel berbintang dan berlokasi strategis memiliki tingkat keterisian stabil di atas 60 persen. Padahal, hotel dengan kualifikasi itu. Dikuasai jaringan internasional. Sementara pengusaha lokal hanya mampu membangun hotel di daerah pinggiran. Menurut Soegianto, persentase hunian 60 persen hanya mampu memenuhi kebutuhan operasional. Agar bisa meraih cuan. Rerata hotel harus menjual kamar minimal 80 persen. “Saat ini kami hanya bisa memantau kemana arah kebijakan pemerintah berkaitan dengan ibu kota baru ini,” ungkapnya. Soegianto bilang. Saat ini jumlah hotel di Balikpapan dan Samarinda cukup banyak. Tercatat ada ratusan hotel. Dari bintang satu hingga bintang lima berebut kue. “Jadi tak perlu lagi pembangunan. Lain cerita kalau pembangunan (ibu kota negara) sudah rampung. Pasti investor hotel besar mulai mengincar,” jelasnya. Dia memperkirakan akhir tahun depan, aktivitas pembangunan efek dari perpindahan ibu kota baru terasa bagi perhotelan. Meski pemerintah pusat memiih Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara sebagai lokasi ibu kota baru. Kalangan dunia usaha meyakini Balikpapan akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. (k/fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: