Membatik Lebih Mudah dengan Metode Cutting Electric
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Membatik kini lebih mudah. Dengan metode canting elektronik. Waktu lebih cepat dan mudah digunakan.
Metode canting manual masih tetap diminati. Meski pun hasilnya butuh waktu lama. Nah, dengan alat cutting secara elektronik semua dipersingkat. Canting elektronik ini tidak membuat malam (bahan baku pembuatan batik) cepat membeku. Karena tingkat panasnya stabil. Risiko terjadinya tetesannya juga tidak ada. Karena, tidak dicelupkan ke dalam malam yang dipanaskan.
Kalau menggunakan canting manual, pengerjaan batik dengan ukuran kain dua meter bisa diselesaikan dua hari. Sementara, canting elektronik ini hanya dikerjakan dalam waktu satu hari. Sehingga keesokan harinya, sudah bisa lanjut untuk pewarnaan kain.
“Dengan konsep seperti ini, kami ingin anak muda bisa tertarik untuk membuat batik. Karena pembuatannya sudah tidak sesusah sebelumnya. Yang sidikit-sedikit harus dicelupkan,” kata Owner Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Atiiqna Batik Silvi Widiarti, Senin (5/10/2020).
Alat ini pun hemat listrik. Hanya membutuhkan tegangan sebesar lima watt. Untuk mendapatkannya pun sangat murah. Cukup merogoh Rp 200 ribu. Sangat murah. Sayangnya alat ini belum bisa didapatkan di Kaltim. Masih diperoleh dari Jawa.
Mekanisme kerja canting elektronik hampir sama dengan yang manual. Kalau canting manual malam harus dipanaskan menggunakan kompor. Barulah canting mengambil bahan baku pembuatan batik untuk dilukiskan di kain.
Sementara kalau canting elektronik, pencairan Malam bisa langsung melalui canting. Tapi, hanya sedikit. “Kalau kami sih malamnya itu kami cairkan menggunakan kompor elektrik. Jadikan bisa lebih banyak. Tinggal kami ambil saja,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pengrajin yang menggunakan canting elektrik, Rahmawati mengaku nyaman menggunakan alat itu. Pemakaian kurang lebih sama dengan alat canting manual. "Tidak jauh beda sih, jadi bedanya cuma kelancaran memakainya aja," ujarnya.
Dia mengaku kalau dirinya baru saja bergabung dan belajar membuat batik. Baru sekitar satu tahun. Dia ingin belajar karena Rahmawati suka dengan motif batik. “Saya ingin belajar. Karena saya suka. Menurut saya, ada keunikan sendiri,” tutupnya. (mic/boy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: