Kaltim Juga Perlu Transformasi Infrastruktur dan Industri

Kaltim Juga Perlu Transformasi Infrastruktur dan Industri

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Transformasi ekonomi merupakan strategi yang harus ditempuh untuk mempertahankan eksistensi. Pemanfaatan teknologi menjadi syarat untuk mewujudkan hal itu. Namun tiap daerah mempunyai berbagai macam konsep.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memiliki konsep yang sudah tersusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim Muhammad Sa'bani.

Menurutnya, transformasi ekonomi yang ada di RPJMD merupakan program jangka panjang yang sudah dipikirkan secara matang. Dengan cara mengembangkan sumber daya alam buatan yang ada di Kaltim. Kemudian diolah menjadi produk-produk yang bernilai tambah tinggi. "Tidak bergantung lagi pada sumber daya fosil. Itu yang kita lebih arahkan," terangnya saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (14/9).

Tujuannya tak lain agar pemanfaatan sumber daya-sumber daya yang bisa diperbaharui bisa digunakan. Namun untuk sumber daya fosil tetap akan dioptimalkan. "Kan (sumber daya fosil) tidak bisa lagi. Tapi dioptimalkan pemanfaatannya," katanya.

Ia menyampaikan, Kaltim sendiri harus bersiap apabila sumber daya fosil itu tidak mendukung lagi perekonomian daerah Bumi Etam. Maka transformasi ekonomi memang perlu dilakukan. "Unrenewable resources ke renewable resources," sambungnya.

Sa'bani juga tak bisa memperkirakan sampai kapan sumber daya fosil di Kaltim akan terus dipergunakan. Yang kembali ia tegaskan, kesiapan Kaltim untuk memanfaatkan sumber daya lainnya. "Yang penting kita harus siap memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang bisa diperbaharui," tegas Sa'bani.

Ia melanjutkan, tidak hanya pada pemanfaatan sumber daya alam terbarukan saja. Transformasi ekonomi bisa juga dilakukan di infrastruktur. Juga industri. "Dan pengolahannya (industri) juga harus bisa diperbaharui," jelasnya.

Lebih lanjut, sumber daya di Kaltim yang dapat diperbaharui terang Sa'bani lagi, ialah karet, sawit, juga kayu. Walaupun kayu bisa dikatakan lesu, namun Sa'bani optimistis. "Apabila dikelola dengan baik (potensi kayu) akan bisa menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis tinggi juga," lanjutnya.

Transformasi ekonomi yang berhubungan dengan sektor penanaman pun masih berbanding terbalik dengan situasi di lapangan. Lantaran, beberapa lokasi masih ada yang beraktivitas tambang. Ataupun, ada yang sudah selesai aktivitas tambang, tetapi belum direklamasi. Oleh karena itu, dikatakan Sa'bani lagi, kawasan-kawasan yang sudah dikembangkan akan dioptimalkan.

"Tetapi kalau masalah tambang yang seperti itu, ada kewajiban-kewajibannya yang dituangkan dalam peraturan. Bagaimana amdalnya? Apakah ada perubahan pola penataan kawasannya? Itupun harus dilihat dulu kawasan di atasnya sebelum melakukan tambang," terangnya.

Soal transformasi industri, hingga saat ini sudah tercatat 19 perusahaan yang berencana berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kabupaten Kutai Timur, Kaltim. Hal demikian disampaikan Direktur Utama (Dirut) Perusda Melati Bakti Satya (MBS) Agus Dwitarto. Diketahui, Perusda MBS adalah operator pelaksana dalam proyek kawasan ekonomi khusus di Kabupaten Kutim itu.

Juni lalu, Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMD-PTSP) Kutim Saipul Ahmad menyebutkan ada 10 calon investor yang diurai menjadi nomor usaha sebanyak 17 perusahaan.

Dua perusahaan yang belakangan menyatakan minatnya adalah King Shan Capital dan Petras Ecotech Nusantara. Dari lamannya, King Shan Capital adalah sebuah perusahaan yang terdaftar di Hong Kong. Berfokus pada pengembangan proyek konstruksi infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: