Pemerhati soal Pertumbuhan Ekonomi Kaltim: Pemulihan Butuh Waktu

Pemerhati soal Pertumbuhan Ekonomi Kaltim: Pemulihan Butuh Waktu

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Virus corona memukul sektor ekonomi. Akibatnya pertumbuhan ekonomi tumbuh minus. Hal ini mendasar dan terbukti bahwa kuartal II terjadi kontraksi sangat dalam.

Pemerhati Ekonomi Aji Sofyan Effendi memproyeksikan masih akan tumbuh negatif. Namun tidak terlalu dalam seperti QI. “Diperkirakan negatif, berada pada interval 1-2 persen atau paling tinggi 3 persen,” katanya.

Parameter pertumbuhan ekonomi akan lebih baik adalah adanya perbaikan kebijakan pemerintah. Dengan kebijakan pemerintah memberikan stimulus diharapkan terserap dengan baik, “Recovery ekonomi itu tidak semudah membalik telapak tangan. Dia membutuhkan waktu,” jelas Aji Sofyan Effendi. 

Pada semester II-2020 ini memasuki ancaman resesi. Di negara Eropa umumnya pertumbuhan ekonominya negatif. Yang masih positif India, Tiongkok dan Indonesia. Sehingga menurut dia, kondisi Indonesia jauh lebih baik.

“Tinggal mempertahankan kebijakan pemerintah yang berbau konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah agar betul betulkan dijalankan dengan baik, dan berlanjut. Insya Allah itu akan membuat ekonomi kita akan lebih baik,” terang akademisi Universitas Mulawarman ini.

Begitu pula dengan belanja langsung pemerintah belanja langsung masyarakat melalui konsumsi juga harus terjaga. Apabila hal tersebut mampu dijaga maka akan membawa kondisi ekonomi bertumbuh positif. Belanja langsung pemerintah baru terealisasi 30 persen. “Ini harus segera dicairkan di kuartal III,” tekannya.

Aji Sofyan Effendi menjelaskan bantuan langsung tunai (BLT) yang disalurkan saat ini juga bertujuan memperkuat konsumsi publik. “Pada QIII ini juga akan dicairkan subsidi bagi pekerja bergaji di bawah Rp 5 juta. Itu juga bagian mendongkrak konsumsi,” ujarnya.

Lalu sektor apa saja yang bisa menggerakkan ekonomi pada kondisi tersebut. Ia menilai sektor perdagangan dan sektor riil dapat menggairahkan kembali. Sektor jasa perhotelan masih harus bekerja keras sehingga belum bisa diandalkan pada QIII ini,

“Investasi dalam situasi sulit juga. Kita belum bisa mengharapkan lebih jauh. Karena negara lain juga dalam keadaan sulit. Perusahaan juga dalam masa sulit. Bertahan saja sudah bagus,” tandasnya. Sehingga ia memperkirakan investasi akan turun dari periode sebelumnya.

Dia menyebut pertumbuhan ekonomi akan tumbuh positif pada kuartal IV. Karena kebijakan pemerintah berbagai stimulus berjalan pada QIII. Sektor riil mulai bergerak lagi. Karena usaha kecil menengah (UKM) mulai memproduksi meski permintaan belum meningkat tajam.  

“Pada periode ini tentu UKM harus diperkuat. Itu akan menjadi solusi yang tepat. Dengan memperluas pasar mereka,” bebernya.

Selanjutnya infrastruktur. Sektor tersebut juga mulai bergerak persiapan ibu kota negara (IKN) baru. Dimana proyek bendungan dalam persiapan dan tahun 2021 mulai dikerjakan. “Infrastruktur akan mampu menggerakkan dalam rangka kelancaran barang dan jasa sampai ke publik,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: