Pariwisata hanya Naik 40 Persen Sejak Fase Relaksasi Tahap 3 Dimulai

Pariwisata hanya Naik 40 Persen Sejak Fase Relaksasi Tahap 3 Dimulai

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Sepanjang Maret hingga Juni lalu, Samarinda digempur habis-habisan oleh pandemi. Lini sektor perekonomian pun turun karenanya. Termasuk pariwisata di Kota Tepian.

Sebenarnya harapan sempat terbuka kala Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menerapkan fase relaksasi tahap tiga. Namun kebijakan tersebut tak sepenuhnya ampuh mengatasi krisis ekonomi yang dihadapi sektor pariwisata.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kota Samarinda I Gusti Ayu Sulistiani mengatakan, penurunan pendapatan yang dirasakan di sektor wisata hingga nol persen. Itu terjadi karena memang tempat wisata di Samarinda sempat ditutup.

"Sejak 1 Juli hingga 20 Agustus, lini wisata hanya mampu terangkat 40 persen saja," kata wanita yang biasa disapa Ayu, saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (21/8).

Diakui Ayu, memang benar fase relaksasi tahap tiga memberikan angin segar bagi para pelaku bisnis tempat hiburan. Mulai dari pariwisata susur Sungai Mahakam dengan menggunakan kapal, Mahakam Lampion Garden (MLG), tempat hiburan malam (THM), kafe hingga gerai karaoke. Tetapi prosedur itu tak langsung mendongkrak perekonomian.

“Iya maklum, pengunjung memang dibatasi. Jika dulu bisa ratusan sekarang hanya boleh puluhan orang saja sekali kunjungan. Maksimal 50 persen pengunjung lah,” katanya.

Dia pun menegaskan, jika pembukaan lokasi wisata lainnya yang ada di Samarinda tetap memberlakukan protokol kesehatan. Mulai dari pintu masuk pemilik usaha harus menyediakan tempat cuci tangan, petugas yang siaga mengukur suhu tubuh pengunjung, wajib pakai masker dan taat menjaga jarak. Semua itu harus dipatuhi. Jika tidak, tak boleh masuk lokasi hiburan.   

“Hingga sampai saat ini belum ada keluhan dari pengelola bisnis. Meski omzetnya tak alami peningkatan signifikan, namun tetap bersyukur. Yang penting roda ekonomi berputar,” terangnya.

Hingga kini Samarinda masih berstatus zona merah penyebaran COVID-19. Akumulasi positifnya pun sudah mencapai 570 kasus. Dengan jumlah kesembuhan 396 kasus. 152 di antaranya masih dirawat dan 22 orang meninggal dunia. Walau tempat usaha diberikan kelonggaran, namun tetap saja harus ketat. “Kalau sampai terjadi klaster di kafe, THM dan lokasi usaha, kita juga yang rugi. Jadi disiplin dengan protokol kesehatan itu perlu,” pungkasnya. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: